Pertemuan Akrab antara Presiden Jokowi dan PM Selandia Baru: Rangkuman Pembicaraan

by -90 Views

Rabu, 6 Maret 2024 – 06:48 WIB

Melbourne – Presiden Joko Widodo bertemu dengan Perdana Menteri Selandia Baru, Christopher Luxon, di Hotel Park Hyatt, Melbourne, Australia, pada Selasa, 5 Maret 2024. Pertemuan keduanya dalam rangka memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Selandia Baru. Pertemuan ini diadakan untuk membahas berbagai isu strategis dan kerja sama kedua negara dalam berbagai bidang.

Baca Juga :

Temui PM Kamboja, Jokowi Bahas Kerja Sama Impor Beras hingga Peningkatan Investasi

Di awal pertemuan, Presiden Jokowi menyampaikan ucapan selamat kepada PM Luxon, atas pengangkatannya dan menekankan pentingnya kemitraan strategis antara kedua negara. Khususnya dalam bidang ekonomi dan pembangunan.

Presiden berharap, di bawah kepemimpinan PM Luxon, kerja sama Indonesia-Selandia Baru dapat terus ditingkatkan.

Baca Juga :

Komitmen Berantas Mafia Tanah, Menteri ATR AHY Koordinasi Dengan Jaksa Agung

“Selandia Baru adalah mitra strategis Indonesia. Saya berharap di bawah kepemimpinan Yang Mulia kita dapat terus majukan implementasi konkret kemitraan komprehensif, khususnya bidang ekonomi dan pembangunan,” kata Presiden Jokowi.

Salah satu fokus diskusi keduanya adalah penurunan nilai perdagangan antara kedua negara yang mencapai 18 persen tahun lalu. Kepala Negara menekankan perlunya menciptakan peluang baru untuk meningkatkan interaksi antarpelaku usaha dan perdagangan, termasuk di sektor halal.

Baca Juga :

Usai Temui Jaksa Agung, AHY Mau Kunjungi Prabowo dan Kapolri

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu, juga menyambut baik rencana kunjungan PM Luxon bersama misi dagang ke Jakarta tahun ini.

“Saya yakin hal ini akan mendorong peningkatan perdagangan dan kerja sama ekonomi kedua negara,” ungkapnya.

Dalam bidang energi, Presiden Joko Widodo mengapresiasi kerja sama energi panas bumi yang erat antara kedua negara. Hal itu termasuk…

Halaman Selanjutnya

Dalam bidang energi, Presiden Joko Widodo mengapresiasi kerja sama energi panas bumi yang erat antara kedua negara. Hal itu termasuk komitmen pendanaan 15,6 juta NZD (Rp149,8 miliar) dalam program Indonesia-Aoteroa New Zealand Geothermal Energy Programme (PINZ).