Israel, Bukan AS, Adalah Negara yang Paling Ditakuti

by -127 Views

Senin, 20 November 2023 – 06:33 WIB Tel Aviv– Serangan Israel ke Jalur Gaza dan Tepi Barat telah memicu konflik yang meluas di Timur Tengah. Iran pun bereaksi keras dan memungkinkan adanya “tindakan pencegahan” dalam waktu dekat.

Presiden Iran Ebrahim Raisi menyebut Israel telah “melampaui garis merah” di Gaza. Menurutnya situasi yang ditimbulkan Israel kemungkinan memaksa semua orang untuk mengambil tindakan.

“Kejahatan rezim Zionis telah melewati garis merah, yang mungkin memaksa semua orang untuk mengambil tindakan. Washington meminta kami untuk tidak melakukan apapun, namun mereka tetap memberikan dukungan luas kepada Israel,” kata Raisi.

Saat ini, kampanye militer Israel yang gencar di Gaza telah menimbulkan kekhawatiran bahwa akan ada lebih banyak front yang terbuka. Iran bersekutu dengan Hamas dan juga Hizbullah dari Lebanon, yang terlibat dalam baku tembak dengan Israel dalam beberapa waktu terakhir.

Israel bahkan dilaporkan berada di ambang perang besar dengan Hizbullah seiring dengan memanasnya perang melawan Hamas yang telah menghancurkan sebagian wilayah Gaza.

Dilansir The Guardian, beberapa front di Israel kini makin kosong, setelah berulang kali terjadi serangan roket dan rudal serta bentrokan perbatasan dalam beberapa hari terakhir dengan faksi Hizbullah dan Palestina yang aktif di Lebanon. Suasana di seluruh Israel sedang kacau, kepercayaan terhadap tentara dan negara memudar.

Sejak didirikan pada tahun 1979, Republik Islam Iran telah mendukung kelompok Palestina dalam perjuangan mereka melawan pasukan Israel. Pengaruh Teheran dalam konflik Palestina-Israel semakin meningkat secara signifikan, terutama dengan munculnya Hizbullah di Lebanon dan Jihad Islam Palestina (PIJ) di Jalur Gaza.

Revolusi tahun 1979 juga menandai berakhirnya hubungan dekat Iran dan Israel, mengubah mereka menjadi musuh bebuyutan, dengan ancaman perang habis-habisan. Tak heran selama 75 tahun terakhir, hubungan antara Iran, Israel, dan Palestina mengalami fluktuasi yang dramatis, sebagaimana dilaporkan The New Arab.