Video viral Wahyudin Moridu, anggota DPRD Provinsi Gorontalo, mengejutkan publik. Dalam video tersebut, Wahyudin mengaku akan merampok uang negara melalui dana perjalanan dinasnya ke Makassar, Sulawesi Selatan. Video berdurasi 1 menit lima detik tersebut segera menjadi sorotan dan menuai kontroversi.
Pihak Badan Kehormatan (BK) DPRD Provinsi Gorontalo menyebutkan bahwa Wahyudin diduga sedang mabuk saat merekam video kontroversial tersebut pada bulan Juni 2025. Menurut Ketua BK DPRD Provinsi Gorontalo, Fikram Salilama, Wahyudin mengaku minum-minuman keras sejak tadi malam dan dalam keadaan mabuk ketika menuju ke bandara.
Insiden ini semakin menarik perhatian karena video tersebut disebarkan oleh seorang perempuan yang diduga ingin dinikahi oleh Wahyudin. BK akan memanggil perempuan tersebut untuk dimintai keterangan terkait video viral tersebut.
Meskipun telah meminta maaf melalui akun media sosial pribadinya, Wahyudin tetap dipecat dari partainya, PDI Perjuangan. Pergantian antarwaktu akan segera dilakukan, dan Komite Etik dan Disiplin telah merekomendasikan tindakan kepada DPP. Wahyudin sendiri menyatakan bahwa video tersebut tidak mencerminkan etika seorang pejabat publik dan ia meminta maaf kepada seluruh rakyat Gorontalo atas perbuatannya.
Kontroversi Wahyudin Moridu menunjukkan pentingnya etika dan moralitas dalam lingkungan politik. Kasus ini juga menjadi pelajaran bagi publik dan pejabat publik lainnya tentang pentingnya menjaga integritas dan moralitas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.
