Pada hari Selasa, 22 April 2025, Uskup Keuskupan Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo menyoroti aspek kesederhanaan yang sangat kentara dalam kepemimpinan Paus Fransiskus yang merupakan pemimpin tertinggi Gereja Katolik. Menurutnya, kesederhanaan ini tercermin dalam berbagai tindakan, termasuk penyederhanaan upacara pemakaman Paus. Kesederhanaan Paus Fransiskus terlihat tidak hanya selama hidupnya, tetapi juga dalam pemakamannya yang diinginkan sederhana.
Kardinal Ignatius Suharyo menekankan bahwa keagungan dalam kesederhanaan Paus Fransiskus terlihat dari berbagai pilihan hidup yang beliau ambil. Misalnya, Paus Fransiskus pilihannya untuk tidak tinggal di Istana Vatikan, melainkan bersama pelayan-pelayan di kediaman sederhana. Tujuan dari kesederhanaan ini adalah untuk mengubah citra Gereja menjadi sebuah lembaga yang lebih mementingkan pelayanan daripada kemegahan.
Paus Fransiskus meninggal pada 21 April 2025 di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau merupakan Paus ke-266 dalam sejarah Gereja Katolik dan Paus pertama yang berasal dari Benua Amerika. Dengan berbagai pilihan hidupnya yang sederhana dan orientasi pada pelayanan, Paus Fransiskus memberikan contoh bagi banyak orang bahwa jabatan bukanlah untuk dimanfaatkan secara pribadi, tetapi untuk melayani orang lain. Kardinal Ignatius Suharyo menyampaikan hal ini sebagai penghormatan atas warisan kesederhanaan yang ditinggalkan oleh Paus Fransiskus.