Kamis, 15 Agustus 2024 – 10:15 WIB
Tel Aviv, VIVA – Lima rabi Israel yang berpengaruh mengecam ibadah orang Yahudi di kompleks masjid Al-Aqsa di Yerusalem timur. Mereka mengatakan bahwa tempat suci itu tetap “sangat terlarang” bagi orang Yahudi setelah kunjungan seorang menteri sayap kanan Israel ke wilayah tersebut.
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir menuai kecaman global ketika ia dan sekitar 3.000 jamaah Yahudi lainnya menentang larangan bagi non-Muslim untuk salat di tempat itu, yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount.
Kompleks tersebut, situs tersuci ketiga bagi umat Islam yang telah menjadi simbol identitas nasional Palestina. Kompleks tersebut juga merupakan tempat tersuci bagi umat Yahudi, yang dihormati sebagai situs kuil kuno yang dihancurkan oleh bangsa Romawi pada tahun 70 M.
“Mereka adalah penjahat yang mengenakan pakaian keagamaan yang hanya mengobarkan ketegangan,” kata Rabi David Cohen, anggota badan pembuat kebijakan yang terkait dengan salah satu dari dua partai ultra-Ortodoks dalam koalisi yang berkuasa di Israel, dalam sebuah pernyataan video bersama.
Melansir dari The Sundaily, Kamis, 15 Agustus 2024, empat rabi terkemuka lainnya yang diikuti oleh banyak penganut Yahudi Ortodoks, menyampaikan komentar serupa.
“Dilarang keras memasuki Temple Mount,” kata Avigdor Nebenzahl, rabi Kota Tua Yerusalem.
Larangan atas dasar agama, di tempat suci kuno itu, telah dipertanyakan oleh beberapa rabi dari gerakan Zionis religius yang diikuti oleh Ben Gvir.
Pada hari Selasa, 13 Agustus 2024, kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga mengkritik kunjungan Ben Gvir ke tempat suci itu, dengan mengatakan bahwa itu adalah penyimpangan dari status quo.
Berdasarkan konvensi tersebut, yang ditetapkan setelah Israel merebut Yerusalem timur pada tahun 1967, non-Muslim dapat mengunjungi kompleks itu pada waktu-waktu tertentu, tetapi tidak dapat berdoa atau memperlihatkan simbol-simbol keagamaan.
Dalam beberapa tahun terakhir, pembatasan tersebut semakin dilanggar oleh para nasionalis religius garis keras seperti Ben Gvir, yang terkadang memicu reaksi keras dari warga Palestina.
Seorang mantan kepala rabbi Israel, Yitzhak Yosef, mengatakan mereka yang berdoa di kompleks itu tidak mewakili orang-orang Yahudi.
“Saya menyerukan kepada negara-negara di dunia, jangan memandang menteri-menteri pemerintah ini sebagai perwakilan orang-orang Yahudi,” ucapnya.
“Mereka tidak mewakili orang-orang Yahudi. Sebagian besar orang Yahudi di Israel dan di seluruh dunia tidak (ibadah) ke Temple Mount.”