Clubb Kyta Gandeng Mahasiswa untuk Jembatani Kesenjangan Akses E-Commerce di Daerah Non-Urban

by -319 Views

Senin, 8 April 2024 – 18:53 WIB

Jakarta – Kesenjangan akses lokapasar di daerah non-urban Indonesia menjadi sorotan saat ini untuk mendorong pemerataan ekonomi. Dengan memanfaatkan jaringan omnichannel yang kuat dan kemitraan strategis dari berbagai brand direct-to-consumer (D2C) Platform e-Commerce gaya hidup, Club Kyta berusaha untuk menjembatani kesenjangan tersebut.

Chief Executive Officer Club Kyta, Daniel Simbar, mengungkapkan bahwa salah satu produk yang difokuskan adalah berfokus pada kurasi dan distribusi produk kecantikan maupun perawatan premium. Tujuannya adalah untuk konsumen di kota-kota kecil dan non-urban dengan harga yang lebih terjangkau.

“Pertumbuhan pesat industri kecantikan dan perawatan diri di Indonesia memberikan peluang besar bagi platform e-Commerce seperti kami,” kata Daniel Simbar dalam keterangan tertulis pada Senin, 8 April 2024.

Menurutnya, distribusi produk-produk premium cenderung terpusat di daerah metropolitan, sehingga banyak segmen konsumen yang kurang terlayani, terutama di daerah non-urban.

Club Kyta bertujuan untuk mengatasi kesenjangan ini dengan membantu brand D2C untuk menjangkau basis pelanggan yang lebih luas sambil memberikan pengalaman belanja yang autentik dan menyenangkan bagi konsumen di wilayah non-urban. Untuk mendorong penetrasi di kota-kota kecil dan di daerah, Club Kyta mengandalkan kemitraan strategis dengan berbagai komunitas lokal dan lembaga pendidikan. Mahasiswa yang bergabung dalam program afiliasi (Kyta Squad) dapat mendapatkan insentif seperti menjadi brand ambassador, mendapatkan komisi, sampel produk gratis, hingga akses eksklusif ke peluncuran produk baru.

Sejauh ini, terdapat lebih dari 700 anggota Kyta Squad yang tersebar di berbagai daerah. Selain itu, Club Kyta juga menawarkan pengalaman belanja yang lebih personal melalui teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam aplikasi mereka.

Pengguna dapat membuat profil kecantikan karena aplikasi Club Kyta bisa menganalisis jenis dan warna kulit pengguna, lalu memberikan rekomendasi produk yang sesuai dengan kebutuhan. Lebih lanjut, Club Kyta tengah mengembangkan kemampuan AI tingkat lanjut untuk menganalisis 14 parameter kesehatan kulit, termasuk tingkat minyak, kerutan, kemerahan, dan kekencangan, sehingga pengalaman belanja pengguna sangat dipersonalisasi.

Sejak awal pendiriannya, Club Kyta telah mendapatkan dukungan besar dari Antler sebagai investor venture capital (VC) berskala global untuk startup di kelas early-stage. Bersama Antler, kedua pendiri itu menyempurnakan strategi bisnis dan bisa menjangkau jaringan brand dan investor yang lebih luas di Indonesia.

“Kami sangat antusias melihat model bisnis Club Kyta yang unik dan efektif dalam mengatasi tantangan yang ada di masyarakat,” kata Agung Bezharie, Partner Antler Indonesia.

“Club Kyta akan menyederhanakan rantai pasokan, memastikan produk gaya hidup seperti perawatan diri dan kecantikan dapat dipasarkan secara efektif, yaitu dengan menjangkau seluruh pelosok Indonesia. Itulah mengapa kami yakin Club Kyta akan terus berkembang di masa depan,” kata dia.

Per kuartal pertama tahun 2024, Club Kyta beroperasi di empat kota di Jawa Tengah dan Jawa Barat, dan bermitra dengan 50 brand kecantikan lokal dan internasional, termasuk meluncurkan brand in-house sendiri. Pendapatan perusahaan juga meningkat 12 kali lipat pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.

Untuk tahun 2024, Daniel dan Herda ingin Club Kyta mencapai target peningkatan pendapatan sepuluh kali lipat, membuka 15 toko baru di wilayah non-perkotaan di Pulau Jawa, memulai pendanaan tahap awal (tahap seed), dan memperbanyak jumlah SKU (stock keeping unit) produk kecantikan dan perawatan diri dalam platform mereka. (Ant)