Jumat, 1 Desember 2023 – 12:14 WIB
Gaza – Pemimpin milisi Hamas Yahya Sinwar, berbicara di depan publik untuk pertama kalinya, sejak pembantaian Hamas pada 7 Oktober 2023, di Israel selatan. Dalam keterangannya, pada Kamis, 30 November 2023, Sinwar menyebut bahwa serangan 7 Oktober hanyalah latihan.
“Para pemimpin pendudukan (Israel) harus tahu, 7 Oktober hanyalah latihan,” kata Sinwar, dikutip dari National Post, Jumat, 1 Desember 2023.
Pada Senin, 27 November 2023, media Israel melaporkan bahwa Sinwar mengunjungi beberapa sandera yang ditahan di terowongan bawah tanah di Jalur Gaza. Salah satu sandera yang dibebaskan akhir pekan lalu mengatakan bahwa dalang teror berbicara kepada mereka dalam bahasa Ibrani tanpa aksen.
Sebuah video yang dipublikasikan bulan lalu di platform X, Juru Bicara Hamas, Ghazi Hamad, mengatakan, “kami akan mengulangi serangan 7 Oktober berkali-kali sampai Israel dimusnahkan.” Dia juga mengklaim, “Kami adalah korban – semua yang kami lakukan adalah hal yang wajar.”
Ketika Israel dan Hamas sepakat untuk memperpanjang perjanjian gencatan senjata, Mesir dilaporkan memberikan tekanan besar pada Sinwar.
“Dua kali selama gencatan senjata, kedua pihak mengalami krisis ketika Yahya Sinwar mencoba melanggar perjanjian, pertama kali pada Sabtu malam lalu,” kata sumber Mesir yang memiliki akses ke kalangan resmi di Kairo.
“Perwira intelijen Mesir tiba di Penyeberangan Rafah (ke Gaza) dan menyampaikan kepada Sinwar pesan-pesan yang sangat sulit, dan ancaman yang dibumbui dengan kutukan yang pedas. Satu jam kemudian, para sandera Israel dibebaskan,” sumber itu menambahkan.
Pada 14 Oktober, Juru Bicara Internasional Pasukan Pertahanan Israel, Letkol Richard Hecht, mengatakan kepada wartawan bahwa Sinwar dan seluruh tim komandonya sedang dalam pengawasan mereka.
“Yahya Sinwar adalah wajah kejahatan. Dialah dalang di balik semua ini, sama seperti Osama bin Laden. Dia membangun kariernya dengan membunuh warga Palestina ketika dia memahami bahwa mereka adalah kolaborator. Itulah sebabnya dia dikenal sebagai tukang jagal Khan Yunis (di Gaza selatan),” ucap Hecht.
Sebagai informasi Sinwar sebelumnya sempat divonis bersalah atas beberapa tuduhan pembunuhan oleh pengadilan Israel, dan dijatuhi hukuman lima hukuman seumur hidup, yang seharusnya ia jalani sampai kematiannya. Namun pada bulan Oktober 2011, ia dibebaskan dari penjara, dan hanya menjalani hukuman selama 22 tahun sebagai bagian dari Gilad Shalit pertukaran tahanan.
Setelah dibebaskan, Sinwar memperoleh kekuasaan dan popularitas di Hamas, menjadi pemimpinnya di Gaza pada Februari 2017 dengan mengalahkan Ismail Haniyeh dalam pemungutan suara internal.