The Right Kind Of Leadership For Indonesia

by -76 Views

Terdapat dua tradisi utama dalam peradaban manusia: tradisi Barat yang mencakup Yunani Kuno, Romawi Kuno, dan pewaris dunia Barat, yaitu peradaban Eropa modern dan Amerika Utara, dan tradisi Timur yang didominasi oleh Tiongkok Kuno dan India Kuno.

Dari kedua tradisi utama ini, kita dapat belajar karakteristik negara yang kuat. Negara dapat menjadi kuat jika merekalah yang dipercayakan untuk mengendalikan dan memimpinnya memiliki kepribadian yang baik dan kuat.

Apa yang dimaksud dengan kepribadian yang kuat dalam tradisi Barat dan Timur tercermin dalam ajaran populer yang ditemukan di Indonesia. Indonesia, pada dasarnya, adalah hasil dari kedua peradaban besar tersebut.

Selama ribuan tahun, peradaban di Nusantara sebagian besar dipengaruhi oleh peradaban Hindu-Buddha dari India dan peradaban Tiongkok.

Pada pertengahan abad ke-12, ke-13, dan ke-14, peradaban Barat datang: Spanyol, Portugal, Britania, Belanda, dan Prancis. Pemimpin Nusantara, khususnya mereka yang memimpin perjuangan kemerdekaan, adalah produk dari Barat dan dari Timur.

Kepemimpinan militer Barat sangat dipengaruhi oleh Yunani Kuno, seperti yang digambarkan dalam akun filosofis, mitos, dan sejarah Plato, Herodotus, dan Thucydides.

Ada cerita tentang seorang pangeran, seorang jenderal militer, dan sahabatnya di malam sebelum pertempuran mereka esok hari. Mereka berada di pegunungan dan udara sangat dingin. Pangeran berada di tenda dengan selimut tebal dan perapian hangat.

Sahabatnya bertanya kepada Panglima Tertinggi, sang pangeran, ‘Apakah Anda tahu bahwa para prajurit kita berada di luar tanpa tenda? Tanpa selimut tebal? Menghadapi dingin, dan juga mungkin kelaparan?’.

‘Tapi mengapa mereka tetap patuh dan setia kepada Anda, yang sekarang nyaman di tenda dengan selimut tebal? Apakah Anda tahu mengapa? Karena mereka tahu bahwa besok, perintah yang keluar dari mulut Anda akan menentukan nasib mereka. Itulah mengapa mereka membiarkan Anda berada di tempat yang hangat. Mereka ingin Anda segar, sehat, dan kuat besok agar perintah Anda tidak merugikan hidup mereka.’

Cerita ini menggambarkan tradisi kepemimpinan Barat. Perwira dan pemimpin militer Barat diberi kenyamanan lebih dan mendapatkan perlakuan lebih baik karena semua orang tahu bahwa hasil dari kepemimpinan mereka adalah perintah mereka yang tepat. Perintah mereka harus mampu menuju kemenangan tanpa pengorbanan terlalu banyak prajurit.

Semangat kepemimpinan militer Timur agak berbeda. Kita dapat menggambarkan tradisi kepemimpinan Timur ini dari kepemimpinan seorang jenderal terkenal dalam cerita sejarah Tiongkok Kuno seperti Jenderal Wu Chi (Wu Qi).

Wu Chi terkenal karena selalu berada di tengah anak buahnya. Jika anak buahnya berjalan, dia berjalan bersama mereka. Dia tidak ingin naik kuda atau kereta. Pakaiannya sama dengan anak buahnya. Dia makan makanan yang sama dengan anak buahnya. Jika anak buahnya tidak tidur di tenda, dia tidak mau menggunakan tenda. Dia akan tidur di luar bersama anak buahnya.

Itulah gaya kepemimpinan Wu Chi. Oleh karena itu anak buahnya sangat mengaguminya. Dalam pertempuran-pertempuran itu, dia tidak perlu memarahi, tidak perlu memimpin dengan kekerasan. Anak buahnya sangat mencintainya sehingga mereka memenangkan setiap pertempuran. Inilah gaya kepemimpinan Timur.

Di Indonesia, kita juga memiliki pemimpin seperti Wu Chi. Di antara pemimpin yang paling terkenal dari korps beret merah adalah Jenderal Mung Parahadi Mulyo. Dia dikenal sebagai seorang komandan yang tidak memiliki pembantu di rumah.

Dia membersihkan lantainya sebelum pergi ke kantor. Istrinya dan keluarganya dilarang menggunakan mobil dinasnya. Dia membawa minumannya ke mana-mana. Pakaiannya juga sama dengan TNI, meskipun mungkin dia bisa mengenakan pakaian yang bagus.

Dia dikenal sebagai seorang yang tidak pernah ingin hidup melebihi dari apa yang negara berikan padanya. Dia juga dikenal memiliki fisik yang sangat kuat. Sebelum memerintahkan anak buahnya untuk melakukan sesuatu, dia melakukannya terlebih dahulu. Sebelum anak buahnya turun dari tebing, dia melakukannya terlebih dahulu. Jika dia berlari bersama anak buahnya, dia selalu membawa senjata seperti anak buahnya.

Pak Mung terkenal. Dia adalah komandan RPKAD yang berlari bersama anak buahnya dari Cijantung ke Terminal Cililitan.

Menurut pendapat saya, kepemimpinan yang cocok untuk Indonesia adalah kombinasi kepemimpinan Yunani dan kepemimpinan Wu Chi. Dengan kombinasi ini, kita dapat mengambil yang terbaik dari Barat dan Timur untuk menciptakan gaya kepemimpinan yang cocok untuk Indonesia.

Source link