Proses Hukum Tungku Smelter di Morowali yang Meledak Didorong oleh Pihak Kepolisian

by -690 Views

Senin, 25 Desember 2023 – 01:20 WIB

Morowali – Tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (PT ITSS) di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah meledak, Minggu, 24 Desember 2023, pukul 05.30 Wita.

Dilansir dari siaran pers bersama YLBHI, Trend Asia, LBH Makassar dan Kontras disebutkan bahwa hingga pukul 13.00 Wita, akibat ledakan itu 13 pekerja meninggal dunia  dan puluhan lainnya mengalami kritis dengan luka bakar 70% pada tubuhnya, luka berat hingga ringan. Saat kejadian, tiga klinik milik IMIP ditutup untuk umum. Beberapa saat setelah kejadian, kondisi listrik di Morowali padam dan begitu juga sinyal telepon mati. Listrik baru menyala kembali pada jam 14.20 Wita.

Dalam rilis itu disebutkan, berdasarkan rekaman suara yang diperoleh dari LBH Makassar, terdengar suara “mandor” perusahaan yang menginstruksikan tidak menyebarluaskan informasi tentang kecelakaan ke saluran komunikasi grup pekerja.

Edy Kurniawan dari YLBHI mengatakan, sangat prihatin atas peristiwa tersebut.  “Kami sangat prihatin atas kecelakaan maut yang terus berulang terjadi di kawasan IMIP,” ujarnya dalam siaran pers, Minggu, 24 Desember 2023. Menurut Edy, untuk kesekian kalinya peristiwa semacam ini terjadi di kawasan IMIP Morowali karena tidak adanya tindakan tegas kepada perusahaan. “Bahkan terkesan pemerintah dalam hal ini BKPM, Kemenaker, dan aparat penegak hukum melakukan pembiaran (by omission) terhadap operasi perusahaan yang membahayakan warga negara (pekerja),” katanya.
Sementara itu, Trend Asia mencatat pemberitaan yang tayang di media dalam rentang 2015-2022 menunjukkan 53 pekerja smelter meninggal terdiri atas 40 pekerja Indonesia dan 13 WNA China di smelter nikel di Indonesia termasuk IMIP. 

Sedangkan data pemantauan Januari-September 2023 menunjukkan 19 kejadian kecelakaan di smelter nikel telah merenggut korban jiwa 16 orang dan 37 orang terluka. Di antara korban sebanyak lima orang adalah tenaga kerja asal China dengan rincian empat terluka dan satu meninggal.

“Kami mendesak dilakukannya evaluasi menyeluruh terhadap semua kawasan industri pengolahan nikel yang ada di Indonesia. Evaluasi itu tidak terbatas pada audit kondisi kerja namun juga bagaimana perusahaan memperlakukan para pekerjanya. Banyak kriminalisasi terjadi pada karyawan termasuk ketika mereka menuntut perbaikan kondisi kerja,” kata Juru Kampanye Mineral Kritis Trend Asia Arko Tarigan.
Abdul Azis Dumpa dari LBH Makassar.mengatakan, “Kami mendesak kepolisian melakukan proses hukum dan memberikan sanksi pidana kepada pengelola kawasan industri dan perusahaan di dalamnya yang lalai berulang kali dalam memperbaiki kondisi kerja yang mengakibatkan banyak korban jiwa. Kami meminta Komnas HAM untuk segera melakukan penyelidikan ke kawasan industri atas berbagai pelanggaran hak dan perlakuan tidak manusiawi kepada pekerja yang terus berulang dan hanya menyengsarakan hidup pekerja.”
“Tragedi kebakaran yang terjadi di Morowali merupakan buah dari pengabaian skema kerja yang layak dan serampangan. Hal ini juga terindikasi pada status Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang merupakan proyek strategis nasional (PSN) yang sudah memakan banyak sekali korban manusia atas nama pembangunan dan percepatan hilirisasi ekonomi. Penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap PSN agar mencegah berulangnya tragedi dan korban jiwa,” kata Koordinator Kontras Dimas Bagus Arya Saputra.

Sementara Lingkar Belajar Buruh mengatakan, dari tragedi di ITSS – IMIP sudah seharusnya ada audit yang jelas dari lembaga independen soal keselamatan kerja di IMIP atau industri smelter pada umumnya, agar tidak ada lagi kecelakaan seperti yang ini, dan stop untuk menyalahkan bahwa kecelakaan selalu menjadi kesalahan pekerja.

Halaman Selanjutnya