Ingetlah agar tidak pecah hanya karena perbedaan pilihan dalam Pemilu 2024

by -132 Views

Rabu, 20 Desember 2023 – 18:07 WIB

Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Yandri Susanto menduga ada yang sengaja membuat framing menyesatkan terkait potongan video pernyataan Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) terkait salat dijadikan sebagai becandaan. Untuk itu, ia berharap masyarakat tidak terpancing lantaran adanya perbedaan pilihan dalam Pemilu Presiden 2024.

“Potongan video yang beredar dengan narasi seakan-akan bahwa Zulkifli Hasan menjadikan salat sebagai becandaan adalah framing yang menyesatkan. Bang Zul mengingatkan kita semua jangan sampai karena perbedaan pilihan dalam pemilu, lalu memunculkan keretakan di masyarakat,” kata Yandri dikutip pada Rabu, 20 Desember 2023.

Menurut dia, Pemilu itu hanya kontestasi 5 tahunan. Sedangkan, persatuan dan kerukunan di masyarakat merupakan pondasi dasar dalam bernegara. Maka dari itu, ia menegaskan tidak mungkin Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan melakukan penistaan agama.

“Dengan rekam jejak yang ada selama ini, tidak mungkin seorang Zulkifli Hasan melakukan penistaan terhadap agama. Bang Zul menyampaikan hal tersebut semata-mata karena ingin mengingatkan kita semua, bahwa jangan sampai karena fanatisme berlebihan kemudian merubah tata cara salat seseorang,” ujar Wakil Ketua MPR RI ini.

Ia menyebut fenomena adanya keretakan karena berbeda pilihan pada Pemilu Presiden 2024 sudah mulai muncul, walaupun tidak terlalu besar. Makanya, kata dia, Zulkifli Hasan mengingatkan agar tidak terjadi pembelahan masyarakat meskipun berbeda pilihan politik.

“Fenomena adanya keretakan karena berbeda pilihan sudah mulai muncul walaupun tidak terlalu besar. Di sinilah Bang Zul mencontohkan dengan sesuatu yang mudah dipahami masyarakat,” jelas dia.

Padahal, kata Yandri, pernyataan yang sama atau hampir mirip disampaikan oleh calon Presiden Anies Baswedan dan Ustad Abdul Somad (UAS), tapi video tersebut disebarkan tanpa ada framing yang negatif. Karena, ia menilai statement yang dikeluarkan itu dengan niat baik bahwa jangan sampai karena berbeda pilihan dalam pemilu dapat membuat keretakan di masyarakat.

Bahkan, ekstrimnya setelah surah Al-Fatihah tidak lagi mengucap Amin secara Jahr (dikeraskan), karena itu identik dengan salah satu pasangan calon. “Jangan sampai terulang, karena Pemilu kemudian muncul praktik politik identitas. Hasilnya sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa,” ucapnya.

Oleh karena itu, Yandri meminta semua pihak untuk tabayun dan husnuzon dalam menyikapi setiap persoalan yang muncul saat proses pelaksanaan Pemilu 2024. “Mari kita laksanakan Pemilu dengan mengedepankan politik santun. Kita ke depankan tabayun dan husnuzon dalam setiap persoalan yang ada. Sehingga tidak memberikan ruang adanya penyebaran berita hoax di masyarakat,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya