Ketua Umum Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025, Eduart Wolok, mengungkapkan bahwa sebagian besar peserta yang terlibat dalam kecurangan saat ujian SNBT/UTBK memilih Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan program studi kedokteran. Menurut Eduart, tarif kecurangan untuk masuk ke program studi kedokteran ini mencapai ratusan juta rupiah. Ia juga menyebut bahwa mayoritas peserta yang teridentifikasi melakukan kecurangan berada di program studi kedokteran, dan sekitar ratusan peserta SNBT/UTBK terlibat dalam praktik curang.
Eduart juga mengungkapkan bahwa modus kecurangan terbaru menggunakan rekayasa kecerdasan buatan (AI) dalam pelaksanaan SNBT 2025. Rekayasa AI digunakan untuk kamuflase perubahan kartu peserta ujian, yang merupakan teknik baru dalam berupaya untuk menghindari deteksi kecurangan. Meskipun belum merinci universitas mana yang menjadi sasaran peserta curang, Eduart sedang melakukan identifikasi terhadap pola-pola kecurangan yang dilakukan para peserta untuk diterima di PTN. Pihaknya terus melakukan penelusuran terhadap upaya kecurangan yang bersifat personal maupun bersifat jejaring. Semua langkah ini dilakukan untuk memastikan integritas dan kejujuran proses seleksi penerimaan mahasiswa baru di PTN.
