Gerakan Suara Ibu: Kecam Kekerasan Aparat pada Aksi Tolak UU TNI

by -53 Views

Gerakan Suara Ibu Indonesia yang digelar di depan Sarinah, Jakarta Pusat, menyoroti kekerasan aparat terhadap mahasiswa yang melaksanakan aksi tolak UU TNI. Sejumlah perempuan dari berbagai organisasi dan komunitas berkumpul untuk menunjukkan perhatian terhadap tindakan represif yang dilakukan terhadap mahasiswa yang menyuarakan kepentingan rakyat. Selain menuntut pembatalan RUU TNI yang dinilai merugikan masyarakat, para aktivis juga mengecam tindakan kekerasan yang terjadi pada aksi-aksi mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.

Ririn Sefsani, seorang aktivis, menegaskan bahwa tindakan kekerasan terhadap aksi mahasiswa adalah bentuk ketidakdemokratisan rezim yang memanfaatkan kekuatan militer untuk menindas suara kritis rakyat. Dalam aksinya, para peserta membawa poster dengan pesan-pesan tajam seperti ‘TNI Bukan Preman Politik’ dan ‘Untuk Aparat Kepolisian: Ibumu Tidak Mengajarimu Memukuli Sesama Rakyat’. Mereka juga mengisi aksi damai dengan pembacaan puisi ‘Peringatan’ karya Wiji Thukul dan menyanyikan lagu ‘Ibu Pertiwi’.

Aida Leonardo dari Gerakan Nurani Bangsa STF Driyarkara mengucapkan terima kasih atas dukungan para ibu dalam aksi ini. Dia juga merespon komentar seorang anggota DPR yang menilai aksi demo tidak bermanfaat, dengan mempertanyakan kemauan pemerintah untuk mendengarkan kritik dari rakyat. Peserta aksi menegaskan bahwa turun ke jalan merupakan satu-satunya cara untuk bersuara, meskipun belum tentu didengarkan pemerintah.

Aksi Gerakan Suara Ibu Indonesia menuntut dua hal utama, yaitu menghentikan kekerasan terhadap mahasiswa dan membatalkan UU TNI. Mereka siap mendampingi perjuangan mahasiswa dengan turun ke jalan, berjuang bersama anak-anak mereka, dan melawan kekuasaan yang dinilai korup. Dengan demikian, aksi ini diharapkan dapat memberikan tekanan moral kepada pemerintah dan menghasilkan perubahan yang diinginkan oleh rakyat Indonesia.

Source link