Panggilan Untuk Transparansi Polri di Sidang Etik Kapolres Ngada

by -41 Views

Sidang kode etik terhadap mantan Kapolres Ngada, AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja, kini mendapat tekanan untuk diproses secara transparan. Sarah Lery Mboeik, seorang aktivis perempuan dan anak dari NTT, menegaskan perlunya sidang ini dibuka sepenuhnya ke publik. Kasus yang melibatkan Fajar telah menarik perhatian internasional karena melibatkan dugaan tindak pidana serius seperti penjualan orang, pedofilia, dan narkoba. Lery menyoroti pentingnya transparansi dalam proses sidang ini, mengingat kekhawatiran terhadap proses hukum di tingkat kepolisian.

Dampak dari tindakan Fajar juga berdampak besar pada korban kekerasan seksual, terutama anak-anak. Libby Sinlaeloe, Direktur Rumah Perempuan NTT, menambahkan bahwa korban kekerasan seksual bisa mengalami trauma berkepanjangan, kesulitan belajar, dan kekurangan rasa percaya diri. Oleh karena itu, tuntutan untuk transparansi dalam proses sidang etik sepenuhnya ditegaskan.

Fajar sendiri telah ditangkap Divisi Propam Polri atas dugaan asusila dan penyalahgunaan narkoba. Kasusnya telah menarik perhatian polisi Australia setelah menemukan bukti kekerasan seksual dari video di situs luar negeri. Penetapan Fajar sebagai tersangka dan pencopotan dari jabatannya telah menjadi langkah awal dalam proses hukum yang tengah berjalan. Semua pihak menaruh harapan agar proses sidang etik ini dapat dilaksanakan dengan transparan sesuai peraturan yang berlaku.

Source link