Yuki Tsunoda menghadapi tekanan sejak dia dipromosikan ke Red Bull Racing, dengan hanya meraih sembilan poin sejak naik kelas. Tsunoda menyadari bahwa kecepatan balapan menjadi area utama yang perlu ia tingkatkan. Meskipun berhasil mencapai Q3 di Monza, performanya dalam jarak balapan penuh terlihat jauh lebih mengkhawatirkan. Meskipun demikian, Tsunoda tetap optimis dan berusaha keras untuk memahami masalah mobilnya yang menyebabkan kecepatan jangka panjang menjadi kurang optimal.
Meskipun Tsunoda menghadapi kesulitan menjaga ban agar tetap hidup selama satu putaran penuh, ia tetap mencari solusi dengan mengatasi masalah keseimbangan mobil. Meskipun demikian, Tsunoda konsisten dalam penampilannya dalam satu putaran, meski harus mengendarai mobil dengan spesifikasi yang lebih tua dalam sebagian besar balapan. Tsunoda yakin bahwa kerja kerasnya bersama tim akan membawa hasil yang semakin baik dan terus mendekati rekan setimnya, Max Verstappen.
Sebagai pembalap muda yang masih berjuang menyesuaikan diri dengan tuntutan Red Bull Racing, Tsunoda yakin bahwa dia dan timnya dapat mengatasi masalah yang dihadapi. Dengan fokus pada peningkatan kecepatan balapan jangka panjang, Tsunoda optimis bahwa dia akan mampu bersaing dengan lebih baik di masa depan. Dukungan dari tim dan kerja keras Tsunoda sendiri diharapkan dapat mengoptimalkan performanya di lintasan F1. Sebagai promosi ke tim senior pada F1 2026 mungkin menjadi tujuan yang masuk akal bagi Tsunoda, yang kini tengah berjuang untuk menunjukkan potensi maksimalnya.
