Bali resmi berada dalam status tanggap darurat akibat banjir yang melanda beberapa wilayah sejak Rabu dini hari. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan daerah yang paling terdampak adalah Denpasar, Jembrana, Badung, dan Gianyar. Meskipun status tanggap darurat hanya berlaku selama seminggu, hal ini dimaksudkan untuk memfasilitasi pemerintah pusat dalam memberikan bantuan penanganan bencana di Bali.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto menegaskan bahwa penetapan status darurat bukan untuk menimbulkan kepanikan tetapi untuk alasan administratif guna memudahkan proses bantuan. Dengan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, diharapkan penanganan pasca-banjir dapat dilakukan dengan lebih efektif. BNPB telah menyalurkan bantuan awal senilai lebih dari Rp1 miliar berupa perahu karet, sembako, selimut, matras, pompa air, tenda pengungsi, dan tenda keluarga.
Evakuasi korban tewas akibat banjir juga tengah dilakukan. Hingga saat ini, ada sembilan korban meninggal dunia dan enam orang lainnya masih dalam pencarian. Penyebab banjir disimpulkan akibat tingginya curah hujan dipengaruhi oleh gelombang ekuatorial Rossby. Selain korban manusia, infrastruktur seperti jalan longsor dan jembatan rusak juga menjadi prioritas perbaikan. Kerjasama antara pemerintah daerah dan pusat diharapkan dapat mempercepat pemulihan pasca-banjir di Bali.