Sejumlah guru Sekolah Rakyat dari beberapa daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel) memilih untuk mengundurkan diri karena aktivitas pembelajaran belum dimulai. Di Kabupaten Wajo, empat guru telah menyampaikan keputusan mereka untuk mundur dengan alasan yang bervariasi, mulai dari jarak tempat tinggal yang jauh karena berasal dari Pulau Jawa hingga tidak mendapat izin dari keluarga. Mereka adalah guru mata pelajaran Bimbingan Konseling (BK), Ekonomi, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Pendidikan Agama Islam. Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) Wajo akan memulai kegiatan sekolah pada 15 Agustus 2025 dengan Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Di luar Kabupaten Wajo, di Kabupaten Takalar juga terjadi pengunduran diri seorang guru agama di tingkat SMP karena alasan keluarga. Selain itu, lima guru di Takalar pada tingkat SMA juga memutuskan untuk mundur, termasuk guru agama, seni budaya, ekonomi, dan dua guru teknik komputer. Dominasi para guru yang berasal dari luar Sulawesi menjadi penyebab utama pengunduran diri. Meskipun demikian, Kementerian Sosial dan Dinas Pendidikan siap untuk segera menggantikan tenaga pengajar yang kosong. Proses belajar-mengajar masih dalam tahap persiapan, sehingga aktivitas sekolah saat ini difokuskan pada penguatan literasi, pembinaan mental, dan tes bakat. Semua pihak terus berkoordinasi untuk mengatasi kekurangan guru dan memastikan proses pembelajaran dapat segera dimulai.