Pada hari Minggu,6 Juli 2025 pukul 08:00 WIB, Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengumumkan bahwa pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Rabu, 2 Juli 2025 malam, dilakukan secara total dengan koordinasi dari laut, udara, dan darat untuk mempercepat proses evakuasi. Pasca kejadian tersebut, upaya pencarian dan penyelamatan terus ditingkatkan di Perairan Selat Bali, Ketapang, Banyuwangi, karena masih ada korban yang belum ditemukan. Pemerintah telah mobilisasi kekuatan penuh dalam pencarian dengan mengoptimalkan semua teknologi yang tersedia.
Menhub Dudy Purwagandhi menekankan bahwa sejak hari pertama kejadian, jajaran Kementerian Perhubungan telah diperintahkan untuk bergerak cepat dan bekerja sama dengan Basarnas, TNI, Polri, KNKT, serta instansi terkait lainnya. Segala sumber daya baik dari laut, udara, maupun darat telah dikerahkan untuk mempercepat proses pencarian dan penyelamatan korban. Melalui laporan Basarnas, diketahui bahwa pencarian diperkuat dengan kedatangan alutsista dari Koarmada II Surabaya, termasuk KRI Fanildo 732 yang dilengkapi dengan teknologi deteksi bawah air yang canggih.
Pada Sabtu, 5 Juli 2025, 22 penyelam diturunkan dalam misi pencarian dan penyelamatan. Dari total 65 orang di atas kapal (penumpang dan awak), 30 orang berhasil diselamatkan, enam orang ditemukan meninggal dunia, dan 29 orang masih dalam pencarian. Tim penyelamat dari berbagai instansi termasuk tim penyelam, helikopter, tim Kopaska, dan ahli dari Pushidrosal, telah bekerja keras dalam upaya pencarian korban. Semoga korban yang masih dalam pencarian segera ditemukan dan proses evakuasi dapat dilakukan dengan lancar.