Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, menyatakan bahwa kelompok BRICS adalah wujud semangat non-blok dari Konferensi Asia-Afrika yang menolak dominasi kekuatan besar dunia. Dalam sesi di Rapat Pleno KTT BRICS 2025, Presiden Lula menyoroti krisis multilateralisme global dan menekankan bahwa sebagian besar negara anggota BRICS adalah pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia juga menjelaskan sejarah Konferensi Bandung yang menolak zona pengaruh dan memperjuangkan tatanan internasional yang multipolar. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo Subianto, didampingi oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, membahas topik Perdamaian dan Keamanan serta Reformasi Tata Kelola Global dengan para pemimpin negara anggota BRICS lainnya. Meskipun Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak dapat hadir secara langsung, mereka diwakili oleh pejabat tinggi masing-masing negara. Presiden Prabowo memperoleh urutan keenam untuk menyampaikan pandangannya di hadapan para pemimpin negara lainnya, menegaskan kembali posisi BRICS sebagai pewaris gerakan non-blok yang berpengaruh secara global.
Konferensi Asia-Afrika Bandung: Presiden Lula dan BRICS sebagai Pewaris Gerakan Non-Blok
