Jaksa Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka percakapan WhatsApp antara Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, dengan mantan calon legislatif PDIP, Harun Masiku, dalam persidangan hari ini. Pesan yang dikirim Harun ke Hasto pada 4 Desember 2019 berisi ucapan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh beberapa pihak, termasuk pimpinan PDIP. Dalam persidangan tersebut, jaksa memastikan kebenaran isi pesan dan Hasto mengakui bahwa percakapan tersebut benar. Fatwa Mahkamah Agung yang disebut dalam pesan tersebut terkait dengan kasus PAW Harun Masiku yang diajukan PDIP. Hasto menjelaskan bahwa fatwa belum dijalankan karena fokusnya pada Pilpres saat itu. Jaksa juga menanyakan alasan kenapa fatwa tersebut baru dilaksanakan pada bulan Desember padahal Riezky Aprilia sudah dilantik sebelumnya.
Selain itu, Hasto didakwa terlibat kasus suap terhadap mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, untuk kepentingan PAW Harun Masiku. Hasto diduga telah mengeluarkan uang suap sejumlah Rp400 juta. Jaksa juga yakin bahwa Hasto telah melakukan tindakan merintangi penyidikan dalam kasus tersebut. Pasalnya, Hasto disebut memerintahkan anak buahnya untuk menghilangkan barang bukti, termasuk handphone, dan meminta Harun Masiku untuk melarikan diri, yang saat ini masih tidak diketahui keberadaannya. Semua informasi ini mengungkap bagian penting dari persidangan hari ini yang merupakan bagian dari rangkaian kasus korupsi yang sedang ditangani oleh KPK.
