Wajib militer telah menjadi sistem pertahanan yang penting bagi sejumlah negara di dunia, memaksa warga negara, terutama laki-laki, untuk ikut dalam pelatihan militer dalam jangka waktu tertentu. Tidak hanya berguna untuk memperkuat pertahanan, tetapi juga untuk menanamkan semangat nasionalisme dan menjaga stabilitas politik dalam negeri. Berdasarkan data dari World Population Review, ada setidaknya 86 negara yang masih menerapkan sistem wajib militer, termasuk negara seperti Korea Selatan, Swiss, Singapura, dan banyak lagi.
Di Korea Selatan, misalnya, setiap pria berusia 18 hingga 28 tahun harus mengikuti wajib militer selama 18 hingga 24 bulan, tergantung pada cabang militer yang dipilih. Program wajib militer ini bertujuan untuk memperkuat pertahanan nasional, terutama dengan adanya ketegangan yang konstan dengan Korea Utara. Negara lain seperti Swiss, Singapura, Finlandia, Rusia, dan Turki juga memiliki aturan wajib militer yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan pertahanan masing-masing.
Kebijakan wajib militer beragam dari satu negara ke negara lain, seperti di Korea Utara di mana pria harus bertugas selama 10 tahun dan memiliki salah satu jumlah tentara terbesar di dunia. Sementara itu, Norwegia telah memperkenalkan wajib militer bagi perempuan juga sebagai bagian dari kesetaraan gender sejak tahun 2016. Semua ini menunjukkan betapa pentingnya sistem wajib militer dalam menjaga keamanan dan stabilitas suatu negara di tengah dinamika geopolitik global.