Sebuah Al-Qur’an ditemukan dalam kondisi terbakar dan diletakkan di luar sebuah masjid di Villeurbanne, sebuah komune di tenggara Prancis. Hal ini diungkapkan oleh Dewan Masjid Rhône (CMR) pada hari Selasa, 3 Juni 2025. Dalam pernyataan resminya, CMR menyebut bahwa pelaku masuk ke ruang salat pada Minggu malam, kemudian membakar kitab suci umat Islam tersebut dan meletakkannya di luar masjid sebelum melarikan diri. Tindakan keji ini merupakan bagian dari rangkaian serangan bermotif kebencian yang mencerminkan iklim yang semakin mengkhawatirkan dan penuh permusuhan terhadap warga Muslim di Prancis. Mereka juga menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk “Islamophobia” yang dilakukan dengan “kepengecutan luar biasa.” CMR mengaitkan peristiwa ini dengan konteks kekerasan yang lebih luas, seperti pembunuhan Aboubakar Cisse yang ditikam hingga tewas saat salat di masjid pada 25 April, serta penembakan seorang pria asal Tunisia oleh tetangganya pada Sabtu lalu. Pelaku pembakar Al-Quran telah ditangkap dan sedang menjalani proses hukum. Kepolisian mengonfirmasi penangkapan ini serta menyebut tersangka sebagai sosok “rapuh secara psikologis.” Para pemimpin masjid dan Wali Kota Villeurbanne mengecam tindakan ini dan menyebutnya sebagai serangan Islamofobia yang sangat serius. Keadilan dipanggil untuk ditegakkan atas peristiwa ini.
Insiden Pembakaran Al-Qur’an di Masjid Villeurbanne Prancis: Pelaku Ditangkap
