Lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO) merilis hasil survei terbarunya yang memperlihatkan tingkat popularitas partai politik di Indonesia, serta evaluasi kinerja menteri dalam Kabinet Merah Putih. Survei ini melibatkan 1.200 responden dengan metode pengukuran kesalahan sebesar 2,90 persen. Pengambilan sampel dilakukan melalui teknik multistage random sampling (MRS) untuk memastikan representativitas data.
Menurut hasil survei IPO, partai politik Islam seperti Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bersaing ketat untuk menduduki posisi lima partai terpopuler. PDI Perjuangan, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa, PAN, dan PKS menjadi partai dengan popularitas tertinggi berdasarkan angka survei.
Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, menyatakan bahwa PAN berhasil masuk dalam daftar partai terpopuler karena manuver politik dan kedekatannya dengan Presiden Prabowo. Pengaruh kader PAN yang memiliki kredibilitas dan popularitas turut meningkatkan citra partai tersebut di mata publik.
Selain itu, survei tersebut juga mengungkapkan preferensi responden dalam pemilihan anggota DPR berdasarkan partai politik. Partai Gerindra menduduki peringkat pertama diikuti oleh PDI Perjuangan dan Partai Golkar. Pergeseran preferensi ini dianggap dipengaruhi oleh tren politik dan isu terkini yang berkembang di masyarakat.
Hasil survei ini memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai popularitas partai politik di Indonesia dan juga dinilai mampu mencerminkan kecenderungan pemilih. Dalam konteks politik yang dinamis, interpretasi data survei tersebut dapat menjadi landasan untuk analisis lebih lanjut terkait dinamika politik dalam negeri.
