Pakar forensik digital, Rismon Sianipar, mempertanyakan hasil pemeriksaan Bareskrim Polri terkait keaslian ijazah sarjana Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Rismon, yang dilaporkan oleh Jokowi terkait tudingan ijazah palsu, menjelaskan argumennya dalam wawancara dengan Refly Harun. Ia menyoroti bahwa objek ijazah yang ditelitinya berasal dari tiga sumber yang berbeda, termasuk yang dipamerkan alumni UGM dalam acara reuni 2022.
Rismon juga mempertanyakan pernyataan Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Polisi Djuhandhani Rahardjo Puro, yang selalu menggunakan kata “identik” dalam menyimpulkan keaslian ijazah Jokowi. Menurutnya, identik bukan berarti autentik atau asli. Ia menekankan pentingnya adanya pembanding yang diuji untuk memastikan keaslian sebuah objek.
Rismon juga tidak puas dengan penjelasan Bareskrim dalam konferensi pers, karena menurutnya, tidak ada kajian ilmiah yang mendukung hasil pemeriksaan tersebut. Ia membandingkan ijazah Jokowi dengan objek lain dan menyimpulkan bahwa ijazah tersebut hanya identik, bukan autentik atau asli.
Sebaliknya, Bareskrim Polri menyatakan bahwa hasil pemeriksaan mereka menyatakan ijazah Jokowi adalah autentik. Mereka telah melakukan penelitian di Pusat Laboratorium Forensik untuk memastikan keaslian dan kesamaan ijazah Jokowi dengan sumber lainnya. Bareskrim juga menegaskan bahwa tidak ada tindak pidana terkait ijazah Jokowi dan bahwa skripsinya juga asli.