Kenali Gejala dan Penyebab Anxiety: Informasi Terkini

by -41 Views

Setiap orang pernah mengalami perasaan cemas atau takut, terutama saat menghadapi situasi baru seperti wawancara kerja atau berbicara di depan umum. Namun, bila perasaan tersebut berlangsung secara intens dan berkepanjangan hingga mengganggu aktivitas harian, bisa jadi Anda mengalami gangguan kecemasan atau anxiety disorder. Gangguan mental ini ditandai dengan rasa cemas, khawatir, dan takut secara berlebihan terhadap situasi yang tampak biasa bagi orang lain, yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 301 juta orang di dunia mengalami gangguan kecemasan, termasuk 58 juta anak-anak dan remaja. Di Indonesia, anxiety disorder menempati posisi kedua dari 10 penyakit dengan jumlah penderita terbanyak sejak tahun 1990 hingga 2017.

Gejala anxiety disorder bervariasi pada tiap individu, namun secara umum penderita akan merasakan kombinasi gejala fisik dan emosional. Salah satu gejala awal yang umum dialami adalah perasaan gugup berlebihan disertai jantung berdebar kencang. Dalam kasus yang lebih berat, gejala tersebut bisa berkembang menjadi serangan panik (panic attack). Gejala umum dari anxiety disorder meliputi rasa cemas yang tidak terkendali, perasaan gelisah dan panik, tubuh mudah lelah namun mengalami kesulitan tidur, sulit berkonsentrasi, mudah marah dan emosional, nyeri tubuh tanpa sebab yang jelas, otot tegang, mual, mulut kering, tangan dan kaki sering kesemutan atau berkeringat, serta pikiran yang dipenuhi kekhawatiran dan perenungan terus-menerus. Gejala-gejala ini bisa berlangsung selama lebih dari enam bulan dan secara signifikan menurunkan kualitas hidup penderitanya.

Penyebab anxiety disorder bersifat multifaktorial, melibatkan berbagai faktor biologis, psikologis, dan lingkungan. Beberapa penyebab umum termasuk faktor genetik, ketidakseimbangan hormon otak, lingkungan penuh tekanan, penyalahgunaan zat, konsumsi kafein berlebihan, dan kondisi medis tertentu. Otak penderita anxiety disorder memiliki cara tertentu dalam mengolah rasa takut dan memori, yang membuatnya lebih sensitif terhadap stimulus yang dianggap mengancam.

Diagnosis anxiety disorder hanya dapat ditegakkan oleh tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater. Pemeriksaan meliputi wawancara medis, tes psikologis, dan pemeriksaan fisik untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab medis lainnya. Jika Anda merasa mengalami gejala yang serupa dalam waktu lama dan mengganggu fungsi harian, penting untuk segera mencari bantuan profesional. Semakin dini ditangani, semakin besar peluang untuk pulih dan kembali menjalani hidup dengan normal.

Source link