Kontrasepsi untuk pria merupakan cara yang efektif untuk memutuskan reproduksi selain dari wanita. Salah satu jenis kontrasepsi yang populer adalah vasektomi, yang merupakan solusi permanen untuk mencegah kehamilan. Vasektomi memiliki tingkat efektivitas hingga 99% dengan risiko yang kecil. Namun, sebelum melakukannya, penting untuk berdiskusi dengan pasangan terlebih dahulu.
Prosedur vasektomi melibatkan pria yang sudah memiliki pasangan dan biasanya tidak disarankan untuk mereka yang belum memiliki anak atau berusia di bawah 30 tahun. Beberapa pertimbangan lain termasuk kondisi kesehatan dan faktor alergi terhadap anestesi atau antibiotik. Secara medis, vasektomi adalah operasi kecil yang bertujuan untuk menghentikan aliran sperma.
Setelah menjalani vasektomi, pria masih perlu menggunakan kontrasepsi tambahan sampai dipastikan bahwa sperma tidak lagi tercampur dengan cairan mani. Proses pemulihan biasanya memerlukan waktu sekitar dua bulan, dan pria perlu melakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan efektivitas vasektomi. Sebelum menjalani prosedur, pasien perlu mempersiapkan beberapa hal seperti menghentikan penggunaan obat pengencer darah dan mencukur rambut di sekitar skrotum.
Dokter akan memastikan kondisi pasien sehat sebelum menjalani vasektomi. Prosedur vasektomi dapat dilakukan melalui metode konvensional atau tanpa pisau bedah, dengan tujuan untuk mengakses vas deferens. Risiko dan komplikasi minimal, namun pasien masih perlu berhati-hati terhadap potensi infeksi atau nyeri pasca operasi.
Meskipun vasektomi bisa dikembalikan, prosedur untuk mengembalikannya lebih kompleks dan relatif mahal. Vasektomi tidak melindungi pria dari infeksi menular seksual, sehingga penting untuk tetap menjaga hubungan seksual yang sehat. Bagi pria yang mempertimbangkan vasektomi, konsultasikan dengan dokter spesialis urologi untuk mendapatkan informasi dan panduan yang sesuai dengan kebutuhan individu.