Menteri Sosial Syaifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul memastikan bahwa dalam proses seleksi calon siswa Program Sekolah Rakyat yang diusulkan oleh Presiden Prabowo Subianto, tidak ada tes akademik yang dilakukan. Gus Ipul menegaskan bahwa hanya tes kesehatan dan administrasi yang akan dilakukan sebagai syarat awal seleksi administratif. Para calon siswa harus masuk dalam kelompok Desil 1 dan 2 menurut Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN), yang merupakan golongan masyarakat miskin ekstrem dan miskin.
Tahapan selanjutnya adalah verifikasi-validasi melalui home visit atau kunjungan langsung ke rumah calon peserta didik yang dilakukan oleh pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) bersama dengan pejabat setempat. Gus Ipul juga mengungkapkan bahwa pemerintah terus mematangkan gagasan Sekolah Rakyat sebagai sarana untuk mencetak anak-anak dari keluarga tidak mampu agar dapat menjadi agen perubahan di sekitarnya.
Saat ini, terdapat 53 Sekolah Rakyat yang siap dibuka pada tahun ajaran baru 2025-2026, sementara pemerintah menargetkan pembangunan 200 titik Sekolah Rakyat baru pada tahun ini dengan dukungan swasta dan APBN. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah juga sedang merekrut guru dan kepala sekolah untuk program ini, dengan sekitar 500 lebih kepala sekolah yang dianggap layak untuk memimpin di lingkungan Sekolah Rakyat. Gus Ipul berharap bahwa melalui Sekolah Rakyat, pendidikan formal dan penguatan karakter dapat menyatu dengan baik melalui sistem berasrama 24 jam.
