Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengungkap alasan di balik tujuannya untuk mengirim siswa bermasalah di Jawa Barat ke barak TNI Polri guna mengikuti kegiatan pendisiplinan. Menurut Dedi, rencana tersebut telah dibahas dengan pihak terkait dan didukung oleh masyarakat. Ia menyatakan bahwa banyak orang tua dan wali siswa yang saat ini menghadapi kesulitan dalam mengurus anak-anak mereka.
Dedi menyoroti berbagai masalah yang dihadapi siswa, mulai dari gangguan mental hingga fisik, ditambah lagi dengan kondisi ekonomi orang tua dan masyarakat yang sulit seperti terjerat hutang pinjol. Ia mengutip contoh seorang anak SMP di Purwakarta yang melakukan tindakan kekerasan terencana terhadap kakeknya karena lebih memilih bermain Mobile Legends setiap malam.
Dengan situasi tersebut, Dedi menyatakan keinginannya untuk melibatkan TNI Polri dalam pembinaan siswa bermasalah yang mengalami kenakalan akut dan tidak bisa lagi dibimbing oleh keluarga. Siswa-siswa ini akan diserahkan oleh orang tua mereka untuk mendapatkan pembinaan, dengan mengikuti kegiatan pendisiplinan di barak-barak TNI dan Polri. Dedi menegaskan bahwa program tersebut tidak bertujuan untuk melatih siswa untuk berperang, melainkan untuk membangun kesehatan secara menyeluruh agar mereka menjadi generasi yang bugar dan terhindar dari perilaku buruk.
Dedi pun telah mempersiapkan surat edaran terkait rencana ini, yang rencananya akan berlaku secara resmi pada 2 Mei mendatang. Proses implementasi program tersebut telah dimulai di beberapa daerah, dengan langkah-langkah yang telah diambil oleh pihak terkait sesuai dengan rencana yang telah disusun. Keseluruhan proses ini bertujuan untuk memperbaiki perilaku dan kesejahteraan siswa bermasalah demi masa depan yang lebih baik.
