Universitas Padjadjaran (Unpad) secara resmi menyatakan prihatin terkait beberapa kasus pelanggaran kode etik oleh oknum tenaga medis, salah satunya adalah tindakan asusila yang dilaporkan melibatkan seorang dokter spesialis kandungan di sebuah rumah sakit swasta di Garut. Dalam rilis resminya, Kepala Kantor Komunikasi Publik Unpad, Dandi Supriadi, menegaskan bahwa pihak Unpad tidak mentolerir segala bentuk tindakan yang melanggar kode etik dan sumpah jabatan profesi kedokteran. Meskipun identitas pelaku menunjukkan bahwa dia adalah alumni program spesialis dari Fakultas Kedokteran Unpad, Unpad tetap menunggu hasil resmi dari penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian terkait kasus ini.
Dandi juga menjelaskan bahwa apabila terbukti bahwa pelaku adalah alumni Unpad, kasus ini sudah berada di luar kewenangan institusi pendidikan tersebut karena pelaku sudah lulus dan bekerja sebagai profesional. Unpad mempercayakan penanganan lebih lanjut terkait masalah pembuktian dan sanksi kepada pihak berwenang seperti kepolisian, rumah sakit, dan organisasi profesi setempat. Unpad juga terus melakukan evaluasi terhadap kurikulum dan peraturan etika pendidikan yang relevan dengan kondisi saat ini. Selain itu, Unpad memiliki Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) untuk menangani kejadian sejenis yang terjadi di lingkungan kampus. Masyarakat juga diimbau untuk melaporkan segala pelanggaran yang terjadi di ranah institusi pendidikan agar bisa ditindaklanjuti dengan cepat.
