Uskup Emeritus Petrus Turang dari Keuskupan Agung Kupang dikenal sebagai sosok yang tegas bagi umat Katolik, selalu mempertahankan kerukunan dan toleransi. Hal ini diungkapkan oleh Uskup Agung Kupang, Hironimus Pakaenino, yang menyatakan bahwa ketegasan dan prinsipilitas Petrus Turang menjadi daya tarik bagi imam Katolik yang bekerja dengannya. Selain itu, Petrus Turang juga menjadi contoh bagi para imam dan umat Katolik di Nusa Tenggara Timur selama 27 tahun kepengabdiannya.
Uskup Agung Kupang juga menekankan bahwa Petrus Turang tidak hanya fokus pada hal-hal spiritual, tetapi juga secara konsisten memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Petrus Turang menjalin hubungan yang baik dengan berbagai lapisan umat beragama dan tokoh agama di NTT, membangun kerukunan hidup yang harmonis. Kepemimpinan tegas Petrus Turang dalam menjaga kerukunan diakui oleh banyak umat Katolik dan masyarakat, yang terbukti dengan dukacita mendalam atas wafatnya.
Selama menjadi uskup, Petrus Turang memberikan contoh kepemimpinan yang luar biasa dan penuh kasih sayang, bukan hanya bagi umat Katolik tapi juga masyarakat luas. Karakter tegas Uskup Emeritus Petrus Turang juga diakui oleh umat Katolik yang rela menunggu di pinggir jalan untuk memberi penghormatan terakhir. Selain itu, banyak yang merasakan rasa kasih sayang dan doa dari Petrus Turang, seperti yang diungkapkan oleh Sonia dan Maria Goreti Kuna.
Petrus Turang wafat pada usia 78 tahun di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta, meninggalkan kesan mendalam bagi umat Katolik di seluruh NTT. Jenazahnya tiba di Kupang dengan penerimaan yang hangat dari ribuan umat Katolik dan warga setempat. Kehadiran dan pengaruh Petrus Turang dalam menjaga kerukunan dan toleransi akan terus dikenang dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.