Sanksi 8 Dompet Kripto Terkait Garantex dan Houthi: Analisis Terbaru

by -13 Views

Departemen Keuangan Amerika Serikat dilaporkan telah memberlakukan sanksi terhadap delapan alamat dompet kripto yang terkait dengan bursa kripto Garantex dari Rusia dan kelompok politik serta militer Houthi dari Yaman. Sanksi tersebut diberlakukan setelah data dari firma forensik blockchain Chainalysis dan TRM Labs mengidentifikasi hubungan antara alamat kripto tersebut dengan entitas yang bersangkutan.

Data menunjukkan bahwa alamat-alamat tersebut mengalihkan dana senilai hampir USD 1 miliar yang terkait dengan entitas yang telah disanksi. Mayoritas transaksi ini digunakan untuk mendanai operasi Houthi di Yaman dan sekitar Laut Merah. Ahli pencucian uang dan kripto dari Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan, Slava Demchuk, menyatakan bahwa keterlibatan dompet kripto dalam konflik geopolitik dan pendanaan terorisme menunjukkan peran yang semakin signifikan dari kripto dalam situasi ini.

Implikasi dari sanksi ini mencakup perubahan dalam kerangka kepatuhan, peningkatan usaha atribusi, dan kemungkinan pengawasan yang lebih ketat terhadap platform kripto yang terdesentralisasi. Perubahan ini juga mempengaruhi lanskap regulasi kripto secara keseluruhan, dengan kripto sekarang menjadi bagian integral dari keamanan internasional.

Sebelumnya, Garantex telah ditutup setelah dikenai sanksi atas keterlibatannya dalam pencucian uang. Tether, sebuah platform kripto, membekukan dana senilai USD 27 juta di platform tersebut, memaksa Garantex untuk menghentikan operasinya. Meskipun demikian, Garantex mencoba untuk mengalihkan dana dan memulai kembali operasinya di bawah merek baru, Grinex.

Dalam mengambil keputusan investasi terkait dengan kripto, penting bagi pembaca untuk melakukan riset dan analisis yang mendalam. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi yang diambil oleh pembaca serta konsekuensi keuntungan dan kerugian yang mungkin timbul dari keputusan tersebut.

Source link