Kasus seorang warga Singapura bernama Lam yang didakwa karena mencuri lebih dari 4.100 bitcoin telah menarik perhatian publik. Setelah tiba di AS dengan visa turis pada Oktober 2023, Lam menjadi terlibat dalam serangkaian aktivitas ilegal yang melibatkan pencucian uang kripto dengan nilai yang fantastis. Bersama dengan rekan konspiratornya, Lam menggunakan berbagai metode untuk menyembunyikan asal usul uang hasil kejahatannya, dengan menghabiskan sejumlah besar uang tersebut untuk kepentingan pribadi, seperti perjalanan internasional, mobil mewah, jam tangan, dan perhiasan mahal.
Departemen Kehakiman AS terus mengikuti perkembangan kasus ini, yang menunjukkan bahwa sebagian besar dana hasil kejahatan masih belum diketahui keberadaannya. CNBC melaporkan bahwa sekitar USD 70 juta telah ditemukan atau dibekukan, tetapi lebih dari USD 100 juta masih belum dapat diidentifikasi. Lam dan rekan konspiratornya, seperti Serrano, dihadapkan pada tuntutan hukum yang serius, dimana mereka harus mengembalikan uang hasil kejahatan dan berpotensi menghadapi hukuman penjara hingga 20 tahun dan denda yang besar.
Kisah Lam dan Serrano ini menjadi salah satu peringatan bagi semua orang agar tidak terlibat dalam tindakan ilegal seperti pencurian kripto. Tindakan kriminal seperti ini tidak hanya merugikan korban, tetapi juga berdampak negatif pada reputasi dan kehidupan seseorang secara keseluruhan. Semoga kasus ini dapat memberikan pelajaran berharga bagi semua orang agar tidak terlibat dalam kegiatan ilegal yang merugikan banyak pihak.