Tahun 2025 diprediksi menjadi tahun yang sulit bagi Tiongkok karena perlambatan ekonomi, kemerosotan dalam negeri, dan ancaman perang dagang. Langkah-langkah stimulus yang diambil oleh pemerintah Tiongkok untuk mendorong belanja konsumen dan investasi tampaknya belum memberikan dampak positif jangka panjang. Meskipun ada upaya keras dari pemerintah untuk mendukung ekonomi, lembaga keuangan global melukiskan gambaran negatif untuk ekonomi Tiongkok pada tahun 2025.
Beberapa langkah stimulus yang diambil, seperti peningkatan belanja dan rencana pembiayaan utang, dinilai kurang efektif oleh para ahli. Mereka mengkhawatirkan bahwa keputusan tersebut bisa saja hanya meningkatkan sentimen positif sementara menunda penyelesaian tantangan jangka panjang yang dihadapi. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan melambat menjadi 4,5 persen pada tahun 2025, sementara Bank Dunia bahkan merevisinya menjadi 4,3 persen.
Krisis properti yang terjadi sejak tahun 2021 telah menyebabkan kerugian besar bagi rumah tangga di Tiongkok, dengan triliunan dolar utang membebani pemerintah daerah. Perlambatan dalam permintaan domestik menjadi perhatian utama bagi pembuat kebijakan, yang berusaha untuk mendorong pertumbuhan konsumsi. Ditambah dengan ketidakpastian yang disebabkan oleh perang dagang dengan AS, ekonomi Tiongkok diprediksi akan terus menghadapi tantangan dalam beberapa tahun mendatang.
Demikianlah gambaran mengenai masalah-masalah ekonomi yang dihadapi Tiongkok pada tahun 2025. Semua pihak, termasuk pemerintah dan lembaga keuangan, perlu bekerja sama untuk mencari solusi yang tepat guna mengatasi berbagai tantangan ini dan mengembalikan pertumbuhan ekonomi Tiongkok ke jalur yang lebih stabil dan berkelanjutan.