Kearifan Lokal dalam Trisakti untuk Ketahanan Pangan

by -49 Views

Ketahanan Pangan selalu menjadi fokus utama dalam kebijakan pemerintah Indonesia sejak era Presiden Soekarno hingga Presiden Prabowo Subianto. Bahkan, Presiden Sukarno pernah menyatakan pentingnya ketahanan pangan dengan mengatakan bahwa “Pangan merupakan soal mati-hidupnya suatu bangsa; apabila kebutuhan pangan rakyat tidak dipenuhi maka malapetaka; oleh karena itu perlu usaha secara besar-besaran, radikal, dan revolusioner.”

Menurut Badan Pangan Dunia (FAO), ketahanan pangan adalah kondisi saat semua orang memiliki akses fisik, sosial, dan ekonomi terhadap pangan yang cukup, aman, dan bergizi sesuai kebutuhan mereka untuk kehidupan yang aktif dan sehat. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan menggambarkan ketahanan pangan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat.

Dimensi Ketahanan Pangan meliputi ketersediaan, akses, pemanfaatan, dan stabilitas. Andy Utama, pendiri Arista Montana Organic Farm, mengajukan pertanyaan kritis tentang kedaulatan pangan dan kepribadian bangsa dalam budaya pangan, termasuk cara penyediaan dan pengolahan pangan.

Indonesia memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap impor pangan, seperti gandum, kedelai, dan beras. Data menunjukkan bahwa Indonesia tidak bisa dikategorikan sebagai negara agraris karena ketergantungan pada produsen pangan dari luar negeri. Sehingga, upaya untuk mencapai swasembada pangan seperti yang dilakukan pada masa Orde Baru masih menjadi tantangan.

Ketahanan Pangan berbasis kearifan lokal menjadi salah satu solusi untuk menjamin ketersediaan pangan yang berkelanjutan. Berbagai contoh dari masyarakat adat di Nusantara, seperti suku Baduy di Jawa Barat dan Desa Tenganan Pegringsingan di Bali, menunjukkan keberhasilan dalam menjaga ketahanan pangan dengan tetap menjaga alam dan kearifan lokal.

Kita semua bisa belajar dari keberhasilan masyarakat adat Nusantara dalam menjaga ketahanan pangan dan mengimplementasikannya sesuai dengan kondisi alam dan budaya lokal. Langkah kecil namun nyata, serta keberpihakan pada kearifan lokal dapat menjadi langkah awal untuk membangun ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia.

Sumber: Ketahanan Pangan, Trisakti, Dan Kearifan Masyarakat Adat
Sumber: Ketahanan Pangan, Trisakti, Dan Kearifan Masyarakat Adat