LEADERSHIP OF INDONESIAN NATIONAL LEADERS [RADEN PANJI MUHAMMAD NOER]

by -274 Views

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku: Catatan Kepemimpinan Militer dari Bab Pengalaman I]

Salah satu hal yang saya pelajari tentang kepemimpinan dari Cak Noer dapat dirumuskan dalam satu kalimat yang ia sampaikan kepada saya sendiri: ‘Prabowo, tugas seorang pemimpin sangatlah sederhana. Seorang pemimpin harus bekerja agar orang miskin dan yang tertindas bisa tertawa’.

Logika ini sederhana: jika orang miskin dalam keadaan kekurangan, tetapi mereka bisa tertawa, maka itu berarti mereka percaya bahwa ada harapan. Mereka berharap bahwa seorang pemimpin dapat mengatasi kesulitan. Itulah tugas seorang pemimpin, menurut Cak Noer. Saya anggap itu sebagai hal yang bijaksana dan mendasar yang tidak akan pernah saya lupakan.

Tugas seorang pemimpin adalah bekerja agar orang miskin, yang tertindas, dan yang lemah bisa bahagia. Ketika seseorang tertawa, itu berarti dia bahagia. ‘Seorang pemimpin harus bekerja agar orang miskin dan yang tertindas bisa tertawa’. Hikmah Cak Noer kini menjadi filsafat kepemimpinan saya.

Pak Mohammad Noer lebih dikenal dengan sebutan Cak Noer. Saya hanya mengenalnya setelah dia pensiun. Saya bertemu dengannya secara singkat ketika dia menjadi duta besar untuk Prancis. Kemudian saya berkesempatan untuk berbicara lebih mendalam dengan beliau setelah dia pensiun dan kembali ke Surabaya.

Sebagai Gubernur Jawa Timur, beliau dikenal dekat dengan rakyatnya. Saya merasa perlu untuk berdiskusi dengannya ketika saya menjabat sebagai Ketua Asosiasi Petani Indonesia (HKTI). Barangkali beliau tahu bahwa saya juga sangat peduli dengan kondisi pertanian dan nasib petani di Indonesia. Beliau menerima tawaran saya untuk memberikan pengarahan dalam sebuah seminar yang diselenggarakan oleh HKTI di Surabaya. Kemudian, saya memiliki beberapa percakapan dengannya.

Banyak pandangan beliau mengenai pengembangan ekonomi pedesaan, serta mengenai ekonomi rakyat, sejalan dengan pandangan saya. Kami percaya bahwa Indonesia bisa mandiri dan harus mandiri. Kami berdua ingin memberikan pendapatan yang lebih baik kepada petani, yang sangat penting bagi keamanan pangan dan kemandirian bangsa.

Dari banyak ceritanya, ada beberapa poin menarik yang perlu dicatat. Pertama, beliau mengatakan bahwa ia sering membawa semua staf utamanya untuk melakukan perjalanan dari desa ke desa. Beliau mengatakan bahwa ia sering melakukan pertemuan di balai desa, balai kecamatan, dan balai kabupaten. Sekali sebulan, beliau akan bekerja di luar ibu kota selama dua hingga tiga minggu dan bekerja di kantor-kantor desa dan kecamatan. Itulah cara beliau bisa mengamati dan mendengarkan masalah yang dihadapi masyarakat.

Salah satu pelajaran kepemimpinan yang diajarkan kepadaku adalah sebuah kalimat sederhana. Beliau mengatakan kepadaku: ‘Tugas seorang pemimpin yang baik sangat sederhana. Seorang pemimpin harus menciptakan kondisi agar rakyatnya tersenyum.’ Javanese-nya adalah: yen wong cilik iso gemuyu. Seorang pemimpin harus bekerja agar orang kecil (orang miskin) bisa tersenyum.

Ini memiliki arti besar bagi saya. Jika orang miskin bisa tersenyum, mereka sedang dalam perjalanan untuk mengatasi kemiskinan mereka. Itu berarti mereka memiliki cukup untuk makan, dan anak-anak mereka bisa pergi sekolah dan mendapatkan layanan kesehatan tanpa biaya. Jadi meskipun kalimatnya singkat, maknanya memiliki dampak yang sangat besar dan dalam bagi saya. Itu adalah motto saya dalam semua kampanye politik saya. Saya akan bekerja agar rakyat Indonesia bisa tersenyum. Terutama orang miskin.

Source link