Selasa, 9 Juli 2024 – 09:10 WIB
Jakarta – Maskapai Garuda Indonesia kembali mengalami keterlambatan/penundaan penerbangan (delay) yang membuat jemaah haji Indonesia tertahan selama 28 jam saat akan pulang ke tanah air.
Baca Juga :
Kemenag: Garuda Indonesia Tidak Profesional
“Delay lagi dan lagi. Berulang terus. Kita nilai kinerja Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk, tidak profesional,” ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief di Jakarta, Senin, 8 Juli 2024.
Delay penerbangan dialami oleh jemaah haji Kelompok Terbang (Kloter) 9 Embarkasi Balikpapan (BPN-09). Sebelumnya, jemaah haji Kloter 3 Embarkasi Kualanamu (KNO-03) juga mengalami delay selama 12 jam.
Baca Juga :
Adiknya ke Tanah Suci Umur 2 Bulan, Atta Halilintar Kaget Mamah Dedeh Udah Haji 33 Kali
Keterlambatan yang dialami BPN-09 ini menjadi yang terlama dalam fase operasional haji 1445 Hijriah/2024 Masehi, karena lebih dari satu hari. Kemenag pun akan melayangkan protes keras terhadap Garuda.
Baca Juga :
Gelombang II Kembali ke Tanah Air, Jemaah Haji Diimbau Lapor ke Puskesmas Setempat
“Kita protes keras Garuda Indonesia atas kembali terjadinya delay penerbangan jemaah haji Indonesia pada fase pemulangan,” kata Hilman.
Sebanyak 324 orang BPN-09 berasal dari Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Mereka seharusnya pulang ke tanah air, pada 6 Juli 2024, pukul 13.40 waktu Arab Saudi (WAS).
Mereka sudah berada di bus dan siap ke Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah saat diinformasikan adanya delay penerbangan dan baru akan diterbangkan pada Minggu, 7 Juli 2024, sekitar pukul 17.40 WAS (waktu Arab Saudi).
“Pemberitahuan dari pihak Garuda Indonesia juga sering mendadak. Bahkan jemaah sudah berada di bus dan siap menuju Bandara AMAA Madinah baru diinfo kalau ada delay. Ini kejadiannya mirip dengan KNO-03. Jelas Garuda Indonesia tidak profesional,” kata dia. (ant)
Halaman Selanjutnya
Sebanyak 324 orang BPN-09 berasal dari Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Mereka seharusnya pulang ke tanah air, pada 6 Juli 2024, pukul 13.40 waktu Arab Saudi (WAS).