SiwinduMedia.com – Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) mencatat bahwa hanya ada 4 orang terkuat yang masuk dalam bursa pencalonan Bupati Kuningan 2024.
Direktur Eksekutif IPRC, M Indra Purnama, menyampaikan hal tersebut saat menjawab pertanyaan wartawan setelah diskusi publik menjelang Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Kuningan di Otaku Coffee & Roastery, Jalan Baru Awirarangan, Kuningan, pada hari Kamis (4/7/2024).
“Menurut saya, akan ada 3 pasang calon Bupati dan Wakil Bupati Kuningan. Namun, kemungkinan besar akan head to head. Siapa yang akan head to head, silahkan tunggu perkembangan selanjutnya,” kata Indra menjawab pertanyaan wartawan.
Terkait sosok yang sudah muncul ke publik, Indra menyebut bahwa hanya ada 4 orang terbaik saat ini yang mencuat, yaitu H Yanuar Prihatin MSi (Anggota DPR RI Fraksi PKB), Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi (Sekda Kabupaten Kuningan), dan 2 kader internal PDIP, yaitu HM Ridho Suganda SH MSi dan Rana Suparman SSos.
“Menurut saya, ada Pak Yanuar, Pak Dian, Pak Rana, dan Pak Ridho yang memiliki potensi di PDIP. Di luar itu, saya belum melihat sosok lainnya. Saat ini yang muncul dan memiliki potensi cukup tinggi hanyalah keempatnya. Namun, masih perlu dilihat apakah calon yang tidak termasuk dalam Koalisi ini akan membentuk poros baru atau bergabung dengan poros yang sudah ada,” ujarnya.
Meskipun hanya menyebut ada 4 kandidat terkuat yang mencuat sebagai Calon Bupati Kuningan, Indra mengatakan bahwa semua nama yang sudah muncul ke publik saat ini adalah mereka yang serius maju dalam Pilkada Kuningan 2024.
“Dari 11 nama yang muncul, sepertinya semuanya serius. Terkait adanya yang mundur atau kemungkinan mundur, saya kira prosesnya sudah berlangsung, karena logistiknya juga sudah disiapkan,” katanya.
Indra menilai bahwa semua sosok yang sudah mencuat saat ini merupakan tokoh-tokoh yang kuat. Salah satunya adalah Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi, yang menurutnya merupakan tokoh yang kuat secara internal di Kabupaten Kuningan. Netralitas ASN yang dipermasalahkan terkait Dian karena memiliki dukungan ASN.
“Dian adalah sosok yang kuat di Kabupaten Kuningan. Maka dari itu, netralitas ASN-nya menjadi permasalahan. Ini bisa menyebabkan polarisasi di antara mereka,” katanya.
Indra juga mengingatkan seluruh ASN di Kabupaten Kuningan untuk menjaga jarak dengan proses politik agar tidak terpolarisasi. Namun, ia juga menegaskan bahwa secara pribadi ASN bisa terlibat dalam proses politik, asalkan tidak melakukan kampanye, membantu dalam program-program politik, logistik, dan sebagainya.
“Jika terjadi polarisasi di kalangan ASN di Kabupaten Kuningan, saya melihat lebih dominan pada Pak Dian daripada Pak Ridho, karena Dian adalah atasan langsung dari ASN sebagai Sekda,” tambahnya.
Indra memprediksi bahwa dalam Pilkada Kuningan akan terbentuk Koalisi yang kuat untuk melawan Koalisi yang mengusung Sekda Dian. Namun, ada kemungkinan partai-partai akan pecah.
“Jika Dian maju sendiri dengan Golkar, kemudian PDIP mengambil satu partai dengan kursi yang tidak terlalu tinggi hanya untuk memenuhi syarat, itu memungkinkan. Namun, politik itu dinamis, sehingga segala kemungkinan bisa terjadi. Beberapa daerah bahkan terjadi untuk menguatkan hegemoni partai besar,” tuturnya.
Terkait survei, Indra mengungkapkan bahwa IPRC berencana untuk melakukan survei pada bulan Agustus 2024, setelah pendaftaran pasangan calon ke KPU. Meskipun saat ini sudah banyak bakal calon Bupati/Wakil Bupati Kuningan yang muncul.
“Jika ada kejutan dari tingkat pusat seperti di Bandung, di mana Gerindra mendapat kejutan dari pusat, maka konstelasi politik bisa berubah. Namun, untuk Kabupaten Kuningan sampai saat ini tidak ada isu seperti itu,” ujarnya.
Tentang rekomendasi, Indra mengungkapkan bahwa hingga saat ini tidak ada rekomendasi resmi di semua daerah, hanya surat penugasan. Surat penugasan tersebut bisa diberikan kepada beberapa orang dari setiap partai politik.
“Para bakal calon yang sudah diberi surat tugas akan dicek sejauh mana mereka bisa menarik dukungan partai, logistik, dan suara pemilih,” tambahnya.