Rabu, 29 Mei 2024 – 13:54 WIB
Jakarta – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menyebut sebanyak 5.170 bencana telah melanda Jakarta sepanjang tahun 2019 hingga 2023.
Baca Juga :
PAN Sebut Kebijakan Tapera Berpotensi Timbulkan Ketidakadilan
Hal tersebut disampaikan Heru Budi dalam sambutan acara Crisis Management Conference 2024 in Jakarta di hadapan tamu undangan yang berasal dari berbagai negara.
Baca Juga :
BNPB Ingatkan Masyarakat Waspada Bencana dampak Perubahan Iklim yang Serba Tidak Pasti
Ia menambahkan, ribuan bencana yang melanda Jakarta itu disebabkan karena perubahan iklim. Maka itu, Indonesia beserta seluruh masyarakat dunia diimbau untuk memberi perhatian khusus melihat isu perubahan iklim.
“Perubahan iklim telah menjadi isu yang nyata dan mendesak bagi masyarakat dunia termasuk Indonesia. Jakarta sudah ada peningkatan intensitas bencana akibat perubahan iklim selama periode 2019-2023, tercatat sebanyak 5.170 peristiwa bencana melanda Kota Jakarta,” ujar Heru Budi di Jakarta Selatan, Rabu, 29 Mei 2024.
Baca Juga :
Kekeringan Mendominasi Wilayah Indonesia Juni-September 2024, Menurut BMKG
Namun, Heru menilai angka bencana di Jakarta masih sedikit, dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia. Ia pun mencontohkan wilayah Jawa Barat yang sempat dilanda bencana.
“Namun, masih kalah dengan Provinsi Jawa Barat. Pak Bey, selama menjabat, beliau selalu sibuk dengan bencana-bencana alam Sukabumi, Cianjur. Tentunya kami dari Pemprov DKI Jakarta turut empati, dan tentunya ke depan bisa lebih baik lagi penanggulangan bencana,” kata dia.
Di sisi lain, pembangunan Kota Jakarta periode 2023-2026 akan fokus pada ketahanan kota. Sehingga, kata dia, kedepannya Jakarta akan menerapkan rencana pembangunan rendah karbon dan rendah penanggulangan bencana.
“Rencana pembangunan daerah Pemprov DKI Jakarta 2023-2026 menekankan pada terwujudnya regenerasi kota yang berketahanan dan berkelanjutan. Untuk mendukung rencana tersebut, Jakarta telah menerapkan rencana pembangunan rendah karbon dan rencana pembangunan rendah penanggulangan bencana,” kata Heru.
“Kami terus berupaya menjadikan ketahanan dan pengurangan risiko bencana sebagai bagian dari perencanaan pembangunan perkotaan, serta mengelokasikan dana untuk rencana darurat tersebut,” sambungnya.
Meski begitu, Heru mengaku setiap wilayah pasti beresiko terjadi bencana alam. Oleh sebab itu, ia berharap CMC 2024 menjadi forum diskusi untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran mengenai pembangunan kota yang tahan bencana.
“Saya rasa tidak ada di kota-kota Indonesia ini yang luput dari risiko bencana. Maka dari itu pertemuan ini membagikan pengalaman dan saran-saran ke depan untuk terbaik membangun sebuah kota dalam ketahanan menghadapi bencana ke depan,” tuturnya.
Halaman Selanjutnya
Di sisi lain, pembangunan Kota Jakarta periode 2023-2026 akan fokus pada ketahanan kota. Sehingga, kata dia, kedepannya Jakarta akan menerapkan rencana pembangunan rendah karbon dan rendah penanggulangan bencana.