Jumat, 5 April 2024 – 15:44 WIB
Jakarta – Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat menyebut mantan gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjadi titik temu koalisi antarpartai politik yang berbeda kubu dalam Pilpres 2024 untuk Pilkada 2024.
Baca Juga :
Menko Muhadjir: Kalau Orang Bilang 100 Persen Netral, Itu Pasti Bohong
“Saya kira sih memang Bu Khofifah ini jadi titik temu, ya, buat PDI Perjuangan, buat PKS, buat yang lain di daerah,” kata Cecep, sebagaimana dilansir dari ANTARA dari Jakarta, Jumat, 5 April 2024.
Cecep menjelaskan potensi koalisi dari partai politik yang berbeda kubu di Pilpres 2024 untuk mengusung Khofifah di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur memang terbuka dengan melihat pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Baca Juga :
Jawab Hakim Arief Hidayat, Airlangga: Bansos Itu Bungkusnya Nggak Ada yang Berwarna Kuning
“Ini ‘kan pengalaman dari sebelum-sebelumnya ketika koalisi yang terbentuk itu bukan koalisi yang atas dasar kesamaan ideologis, melainkan lebih pragmatis. Jadi, karena kesamaan kepentingan atau yang lain sehingga koalisinya enggak permanen, koalisi jangka pendek semua,” katanya.
Baca Juga :
Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK, Menko PMK Sebut Penyaluran Bansos Sesuai Peraturan Presiden
Oleh sebab itu, kata dia, koalisi seperti itu dimungkinkan dalam Pilkada 2024 diselenggarakan serentak di 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto sebelumnya mengakui partainya mencoba berkomunikasi dengan Khofifah terkait Pilkada 2024.
“Komunikasi-komunikasi politik untuk menghasilkan calon-calon pemimpin yang terbaik, termasuk di Jawa Timur berkomunikasi dengan Mbak Khofifah. Bagaimanapun beliau mantan Gubernur Jawa Timur,” kata Hasto di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (1/4).
Sebelumnya, kata dia, partainya telah melakukan pemetaan secara menyeluruh untuk menghadapi Pilkada 2024.
“Jadi, pilkada kami lakukan suatu pemetaan secara menyeluruh, tetapi detail setiap daerah. Jawa Timur, kemudian Jawa Tengah, Bali, dan seluruh wilayah Indonesia kami lakukan pemetaan karena beda ruang lingkupnya antara pilpres dan pilkada,” jelasnya.
Sementara itu, Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS mulai menjajaki komunikasi politik dengan Khofifah terkait dengan Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur Jatim.
“Sekarang ini satu-satunya nama yang masih muncul adalah Bu Khofifah. Makanya, kami mulai melakukan penjajakan dengan beliau,” ujar Ketua DPW PKS Jatim Irwan Setiawan ditemui di Surabaya, Selasa (2/4).
Pihaknya bahkan sudah mengutus tim untuk melakukan komunikasi dengan Khofifah. Namun, belum membahas ke arah dukung-mendukung bakal calon tertentu.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI resmi meluncurkan tahapan penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024 di Candi Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (31/3).
Berikut jadwal tahapan Pilkada 2024:
1. Pada 27 Februari-16 November 2024: Pemberitahuan dan pendaftaran pemantau pemilihan;
2. Pada 24 April-31 Mei 2024: Penyerahan daftar penduduk potensial pemilih;
3. Pada 5 Mei-19 Agustus 2024: Pemenuhan persyaratan dukungan pasangan calon perseorangan;
4. Pada 31 Mei-23 September 2024: Pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih;
5. Pada 24-26 Agustus 2024: Pengumuman pendaftaran pasangan calon;
6. Pada 27-29 Agustus 2024: Pendaftaran pasangan calon;
7. Pada 27 Agustus-21 September 2024: Penelitian persyaratan calon;
8. Pada 22 September 2024: Penetapan pasangan calon;
9. Pada 25 September-23 November 2024: Pelaksanaan kampanye;
10. Pada 27 November 2024: Pelaksanaan pemungutan suara; dan
11. Pada 27 November-16 Desember 2024: Penghitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara.
Halaman Selanjutnya
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto sebelumnya mengakui partainya mencoba berkomunikasi dengan Khofifah terkait Pilkada 2024.