Senin, 1 April 2024 – 17:15 WIB
Bali – Agenda 10th World Water Forum akan diadakan di Bali pada 18 hingga 25 Mei 2024. Delegasi forum tersebut berencana untuk melakukan field trips ke sejumlah Daerah Tujuan Wisata (DTW) seperti Museum Air di Tabanan, Situs Warisan Dunia UNESCO Jatiluwih, Danau Batur Kintamani, Desa Budaya Ubud.
Manager DTW Jatiluwih, I Ketut Purna menyampaikan bahwa Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Bali telah melakukan perbaikan infrastruktur transportasi dan pemeliharaan alam sekitar Desa Wisata Jatiluwih.
“Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk prajuru Subak Jatiluwih, yang telah diakui oleh UNESCO sebagai sawah abadi, untuk menyukseskan acara ini,” ujar I Ketut Purna pada hari Senin, 1 April 2024.
I Ketut Purna menambahkan bahwa dalam menyambut kunjungan delegasi World Water Forum ke-10, pihaknya juga telah menekankan pentingnya keamanan yang bekerjasama dengan kepolisian.
Area persawahan yang terletak di bawah Gunung Batukaru ini merupakan contoh unik dari sistem irigasi subak yang berdasarkan filosofi Tri Hita Karana, yaitu menciptakan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Subak Jatiluwih bukan hanya menjadi simbol kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya air, tetapi juga merupakan destinasi wisata yang menawarkan jalur trekking dan hiking bagi para pengunjung.
UNESCO menyatakan bahwa area ini sebagai warisan budaya dunia pada tahun 2012, dan kunjungan dari tokoh dunia seperti Barack Obama, menegaskan pentingnya Subak Jatiluwih dalam kebudayaan global.
Kunjungan delegasi World Water Forum ke Subak Jatiluwih diharapkan tidak hanya meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan air yang berkelanjutan, tetapi juga menginspirasi komitmen global terhadap pelestarian sistem irigasi tradisional dan warisan budaya.
“Menyambut kegiatan ini, kami berharap dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, memberikan dorongan bagi ekonomi lokal, dan memperkuat pemahaman global tentang pentingnya pelestarian sistem subak dan warisan budaya Bali,” ucapnya.
Indonesia, khususnya Desa Wisata Jatiluwih, menunjukkan komitmen yang kuat dalam diplomasi air, membawa semangat perdamaian dan kolaborasi dalam penyelesaian masalah air. Acara WWF ke-10 di Bali, yang akan dihadiri oleh utusan dari 250 negara, menjadi kesempatan emas untuk mempromosikan kearifan lokal dan keindahan alam Bali, sekaligus menegaskan peran Indonesia dalam diplomasi air global.
“Kami mengundang dunia untuk menjadi saksi dari keindahan dan kearifan lokal Jatiluwih, kami berharap kegiatan ini akan membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat dan meningkatkan kesadaran global akan pentingnya pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan,” kata Purna.