Minggu, 31 Maret 2024 – 16:06 WIB
Tel Aviv – Mantan Menteri Kehakiman Israel, Gideon Saar, mengkritik cara negaranya menangani serangan Gaza, dengan menyatakan bahwa Israel terjebak dalam konflik tersebut.
The Jerusalem Post melaporkan pada hari Jumat, 28 Maret 2024, Saar mengundurkan diri dari pemerintahan pekan lalu setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menolak memasukkannya ke dalam kabinet perang.
“Jelas bahwa dunia ingin (Israel) mengakhiri perang. Jelas bahwa pemerintahan AS, karena berbagai alasan, ingin perang ini berakhir. Jadi Israel harus berdiri (sendirian) melawan semua orang,” kata Saar, dikutip dari ANews, Minggu, 31 Maret 2024.
Mengkritik sikap negaranya terhadap Gaza, Saar menggarisbawahi bahwa Israel terjebak di segala arah.
“Kami terjebak di Gaza. Kami terjebak di perbatasan Lebanon. Kami terjebak dengan para sandera, dan kami terjebak di arena internasional,” katanya.
Dia juga menganjurkan sayap militer Hamas dan Gerakan Jihad Islam Palestina untuk diasingkan dari Gaza ke negara lain. Secara bersamaan, Saar mengklaim bahwa langkah itu dapat memfasilitasi pertukaran tahanan antara Israel dan kelompok Palestina Hamas, dan menyatakan hal itu sebagai proposal gencatan senjata Israel.
Sebagai informasi, Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Gaza, sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober yang dipimpin oleh Hamas yang menewaskan hampir 1.200 warga Israel.
Sementara itu, lebih dari 32.600 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh di Gaza.