Pemimpin diktator Korea Utara, Kim Jong Un, menyatakan bahwa negaranya tidak akan ragu menggunakan seluruh kekuatan militernya untuk memusnahkan musuh, jika ada di antara mereka yang menggunakan kekerasan untuk melawannya. “Jika musuh berani menggunakan kekuatan terhadap negara kami, kami akan membuat keputusan berani untuk mengubah sejarah dan tidak ragu menggunakan seluruh kekuatan super kami untuk memusnahkan mereka,” di kutip dari KCNA pada Minggu, 11 Februari 2024.
Kim mengucapkan komentar tersebut saat berkunjung ke kementerian pertahanan Pyongyang pada hari Kamis. Beliau mengumpulkan tentara untuk menegakkan ideologi Partai Pekerja yang berkuasa dan membela negara dengan nyawa mereka.
Kim juga mengulangi sumpahnya untuk tidak pernah mengadakan dialog atau negosiasi dengan Korea Selatan. Menurutnya, Korsel adalah musuh nomor satu negaranya, dan mengatakan kebijakan kesiapan militer yang kuat adalah satu-satunya cara untuk menjamin perdamaian dan keamanan bagi Korea Utara, kata KCNA.
Selain itu, Kim menyatakan bahwa reunifikasi secara damai dengan Korea Selatan tidak mungkin dilakukan. Negaranya sedang melakukan perubahan kebijakan dalam cara menangani Korea Selatan, yang merupakan perubahan besar dalam mendefinisikan kembali hubungannya dengan Seoul.
Menurut laporan tersebut, KCNA mengatakan Kim melakukan kunjungan ke kementerian pertahanan bersama putrinya Ju Ae. Para analis meyakini Ju Ae sedang dipersiapkan sebagai pemimpin masa depan negaranya.
Korea Utara telah menandai pendirian militernya pada 8 Februari dan tahun lalu mengadakan parade militer besar-besaran pada tengah malam yang memamerkan rudal balistik antarbenua terbesarnya.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menanggapi hal ini, bahwa pemerintah Korea Utara yang tidak rasional kemungkinan akan melakukan berbagai provokasi seperti serangan siber dan gangguan drone jelang pemilu Korsel April nanti.