Polisi Memberikan Penjelasan tentang Permintaan Rektor Unika untuk Membuat Video Sanjung Jokowi

by -380 Views

Rabu, 7 Februari 2024 – 06:22 WIB

SEMARANG – Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Kota Semarang, Ferdinandus Hindarto telah mengakui bahwa polisi telah memintanya untuk membuat video pernyataan yang memuji kinerja Presiden RI Jokowi. Polisi pun memberikan penjelasan terkait hal tersebut.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu turut memberikan klarifikasi terkait pengakuan rektor yang diminta polisi untuk membuat video pernyataan memuji Jokowi. Ia menyatakan bahwa hal tersebut dilakukan dalam rangka menjaga pemilu dengan kegiatan ‘cooling system’. Polisi sengaja melibatkan beberapa tokoh agama, tokoh masyarakat, dan sivitas akademisi yang memiliki kompetensi, dengan tujuan untuk mendukung situasi kamtibmas agar dapat berjalan aman, lancar, dan tertib melalui pesan video kamtibmas.

“Tidak ada arahan untuk mendukung salah satu paslon (Presiden dan Wakil Presiden),” kata Kombes Satake pada Selasa, 6 Februari 2024.

Sementara itu, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar menyatakan bahwa pihak kepolisian hanya meminta rektor untuk terlibat dalam pemilu damai dengan memberikan narasi-narasi yang menyejukkan berupa pernyataan video. Polisi mengajak tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda, termasuk mahasiswa dan sivitas akademika untuk mendukung terciptanya pemilu damai.

Namun, dia menekankan bahwa penolakan pembuatan video dari Rektor Unika merupakan bagian dari pilihan. Polri hanya bermaksud agar tokoh masyarakat dan civitas akademika bisa menjadi bagian dari pemilu damai.

Sebelumnya, Rektor Unika Soegijapranata, Ferdinandus Hindarto menolak permintaan polisi untuk membuat video apresiasi terhadap kinerja Jokowi. Dia menyatakan bahwa situasi sekarang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi. Hal ini terkait putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) terkait pelanggaran etik Anwar Usman saat menjabat Ketua MK.

Ferdinandus juga menambahkan bahwa pihaknya tidak mengarahkan sivitas akademika di Unika Soegijapranata untuk terlibat dalam politik praktis kepentingan Pilpres 2024. Ia menegaskan bahwa sebagai rektor, dirinya netral tanpa memihak salah satu paslon kontestan pilpres.

Laporan: Didiet Cordiaz-tvOne, Semarang