Dalam upaya saya menjadi seorang prajurit, saya belajar bahwa pentingnya untuk tetap siap bertempur namun dalam situasi yang tidak mengandung kekerasan. Pendekar lawan harus dihormati, dan komunikasi harus selalu terbuka. Pengalaman saya di Timor Timur saat berdinas di bawah komando Letkol Sahala Rajagukguk sangat berkesan bagi saya. Dia mengajarkan pentingnya empati terhadap anak buahnya, yang membuat saya merasa dihargai. Pengalaman saya selama menjadi perwira intelijen di Nanggala 10, dan kemudian menjadi Wakil Komandan Unit C, memberikan banyak pelajaran berharga yang saya gunakan dalam operasi. Saya juga belajar bahwa dukungan rakyat adalah sangat penting, dan tentara harus merebut hati rakyat. Pengalaman saya di Timor Timur juga membuat saya meyakini bahwa tawanan tidak boleh disiksa, dan dukungan rakyat adalah kunci dalam perang gerilya. Kehormatan terhadap lawan juga merupakan nilai penting yang saya terapkan dalam operasi saya. moral cerita-cerita pahlawan dari berbagai belahan dunia telah membentuk sikap saya dalam memperlakukan musuh dalam perang. Saya telah menerapkan nilai-nilai ini dalam berbagai operasi militer saya, dan saya yakin bahwa kemenangan yang terbaik adalah kemenangan tanpa meninggalkan luka yang mendalam pada pihak lawan.
Ada Kalanya Musuh dan Lawan Harus Kita Hormati
