Hilirisasi Pertambangan Meningkatkan Kinerja Bisnis Anak Perusahaan, MIND ID Memperlihatkan Bukti yang Nyata

by -143 Views

Jumat, 15 Desember 2023 – 17:16 WIB

Jakarta – Berbagai upaya telah dilakukan MIND ID untuk mewujudkan transformasi hilirisasi industri pertambangan. Hal tersebut ditegaskan guna meningkatkan nilai antar anak usahanya melalui kerja sama sinergis.

Baca Juga :

Meroket 111 Persen, EMP Cetak Laba Bersih US$19,1 Juta pada Kuartal III-2023

Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo mengatakan saat ini MIND ID telah mengembangkan proyek pengembangan hilirisasi, termasuk smelter tembaga single line terbesar di dunia milik PT Freeport Indonesia. “Smelter ini berlokasi di Kawasan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, dengan luas total sekitar 100 hektare,” ujar Dilo dikutip dari keterangannya, Jumat, 15 Desember 2023.

Baca Juga :

Proyek Tower Kedua RSU Haji Medan Bakal Disuntik Investor Korea

Selain itu, sejumlah proyek hilirisasi juga telah dilakukan anggota Grup MIND ID lainnya, PT Aneka Tambang Tbk (Antam), dengan membangun smelter feronikel di Kolaka (Sulawesi Tenggara) dan smelter feronikel di Halmahera Timur (Maluku Utara). “Jika keduanya sudah beroperasi, maka kapasitas produksi feronikel Antam bisa meningkat jadi 40.500 ton per tahun,” tambahnya.

Adapun anggota MIND ID PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) juga melakukan upaya hilirisasi dengan membentuk anak usaha Indonesia Aluminium Alloy (IAA) untuk memaksimalkan produksi billet aluminium sekunder berkapasitas cetak 50.000 ton per tahun. Nantinya, anak usaha ini juga dimaksudkan sebagai produksi berbagai produk turunan, seperti aluminium ekstrusi.

Lebih dari ini, proyek antar anak usaha MIND ID juga berhasil membuat Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek dari Antam dan Inalum melalui PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) ini memproses pengolahan bauksit menjadi alumina yang merupakan bahan baku pembuatan aluminium dengan kapasitas 1 juta ton.

Inalum juga fokus mengerjakan Proyek Port Upgrading dan Proyek Brownfield bersama Emirates Global Aluminium (EGA). “Inalum berupaya memaksimalkan hilirisasi produk aluminium hingga dapat dilipatgandakan,” ungkapnya.

Sementara itu disektor logam dan mineral timah, PT Timah Tbk memiliki proyek Top Submerged Lance (TSL) Ausmelt Furnace dengan biaya investasi mencapai US$80 juta. Melalui teknologi ini, perusahaan dapat memproses timah dengan kadar rendah hingga 40 persen.

Proyek smelter ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan tingkat timah yang dihasilkan, sehingga mendorong percepatan hilirisasi dalam negeri terkait ketersediaan mineral timah sebagai komoditas.

“Selain itu, smelter ini juga diharapkan akan meningkatkan nilai tambah pengolahan timah di dalam negeri, menambah produksi varian timah, dan menyerap lebih banyak lapangan pekerjaan,” ungkapnya.

Lebih lanjut menurutnya, MIND ID juga melakukan kerja sama dengan mitra strategis dari dalam dan luar negeri untuk mewujudkan industrialisasi. Hal itu bisa dilihat dari pengembangan bisnis kendaraan listrik yang mampu mencakup kawasan Asia Pasifik melalui PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC).

Hasil dari hilirisasi tersebut laba MIND ID bertumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2020, laba bersih MIND ID hanya sebesar Rp698 miliar. Angka tersebut melonjak menjadi Rp10,39 triliun pada 2021. Selanjutnya pada 2022, laba bersih MIND ID kembali bertumbuh menjadi Rp16,2 triliun.

Kemudian MIND ID meraih penghargaan The Best Mining Downstream Transformation dari CNBC Indonesia Awards 2023. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kepada MIND ID yang telah berhasil mengintegrasi dan mendorong sinergi antar anak usaha untuk mengembangkan hilirisasi yang akan memberi nilai tambah.

“Penghargaan ini menjadi tantangan bagi MIND ID untuk terus maju, berkembang, dan berinovasi,” tutupnya.

Halaman Selanjutnya

Lebih dari ini, proyek antar anak usaha MIND ID juga berhasil membuat Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek dari Antam dan Inalum melalui PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) ini memproses pengolahan bauksit menjadi alumina yang merupakan bahan baku pembuatan aluminium dengan kapasitas 1 juta ton.