Jakarta – Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati mengatakan evakuasi sisa dua pesawat tempur EMB-314 Super Tucano diharapkan dapat terangkut semuanya dalam waktu sepekan ke depan.
Dia mengatakan bahwa proses evakuasi bangkai pesawat masih berlangsung tetapi terkendala oleh cuaca buruk dan lokasi jatuhnya pesawat yang terletak di ketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut (Mdpl).
Agung menyebutkan bahwa saat ini tim dari TNI AU tidak menggunakan helikopter untuk evakuasi karena faktor lokasi dan cuaca.
“Pesawat dipotong-potong beberapa bagian agar mudah diangkut melalui jalan darat, karena menggunakan helikopter bukanlah pilihan,” ujar Agung.
Meskipun mengalami kesulitan, Agung memperkirakan proses angkut bangkai pesawat dari lokasi jatuhnya di lereng Gunung Bromo, Pasuruan, Jawa Timur, menuju Pangkalan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh akan selesai dalam waktu sepekan ke depan. “Diharapkan, dalam waktu seminggu ke depan sudah bisa diangkut seluruhnya,” katanya.
Lokasi jatuhnya dua pesawat tempur TNI AU berada di kawasan Taman Nasional Gunung Bromo, Tengger, Semeru, yang memiliki medan yang terjal dan berbukit. Tim investigasi dari Pusat Kelaikan dan Keselamatan Terbang Kerja TNI AU bersama Skadron Teknik Lanud Abdulrachman Saleh berhasil tiba lokasi pada Jumat.
Di tempat jatuhnya dua pesawat, yang berada di dua lokasi berbeda, tim investigasi telah mengamankan data serta perangkat VDR/NCDC (video data recorder/network centric data cartridge) dari dua pesawat tersebut.
Perangkat tersebut dapat menyimpan data teknis pesawat sekaligus merekam video sekitar pesawat saat terbang. Namun, Agung menjelaskan bahwa tim investigasi memerlukan waktu untuk mendapatkan data lengkap dari perangkat yang memuat data teknis pesawat (flight data recorder).
Pesawat tempur EMB-314 Super Tucano TNI AU adalah pesawat latih lanjut berkemampuan COIN (counter-insurgency) atau pesawat anti-perang gerilya yang dibuat oleh Embraer Brazil.
Dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI AU jatuh di lereng Gunung Bromo, kawasan Taman Nasional Gunung Bromo, Tengger, Semeru, di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11), saat mereka menjalani sesi profisiensi latihan formasi bersama dua pesawat tempur Super Tucano lainnya.
Empat pesawat itu lepas landas dari Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh pada pukul 10.51 WIB dalam keadaan baik.
Namun pada 11.18 WIB dua pesawat yang nomor registrasi masing-masing TT-3111 dan TT-3103 hilang kontak.
Dua pesawat yang jatuh itu mengangkut empat kru, yang seluruhnya gugur dalam tugas.
Prosesi pemakaman terhadap para prajurit AU itu berlangsung pada hari Jumat (17/11). Para prajurit itu menerima kenaikan pangkat satu tingkat (anumerta), dimakamkan di Malang dan Madiun.