Bangkalan – Inovasi Salt Centre Terintegrasi merupakan terobosan dari PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore atau PHE WMO, untuk meningkatkan produksi garam di Bangkalan Madura, Jawa Timur. Selain membantu warga sekitar, terutama di tempat pelelangan ikan atau TPI untuk memenuhi kebutuhan garam, inovasi ini juga memanfaatkan sampah di masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki nilai ekonomi.
Inovasi yang dikembangkan adalah Pengembangan Siram Berbakat. Air laut yang telah diendapkan selama beberapa hari hingga mencapai kadar 22, kemudian dimasukkan ke wadah untuk proses kristalisasi. Proses pembakaran menggunakan briket yang merupakan sampah dari sekitar dan masyarakat yang awalnya tidak memiliki nilai ekonomi.
PHE WMO berupaya meningkatkan kualitas produksi garam melalui inovasi Salt Centre Terintegrasi. Program ini juga berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals, terutama pada tujuan no. 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.
Di Desa Banyusangka, Bangkalan, sampah organik dan anorganik menjadi permasalahan di pesisir. Dalam hal ini, PHE WMO mengembangkan kerjasama dengan Rumah Daur Ulang (RDU) Kabupaten Bangkalan untuk pengelolaan sampah sebagai bahan bakar proses kristalisasi garam.
Inovasi ini juga membantu petani garam dalam meningkatkan produksi garam dengan menggunakan teknologi pengenalan cuaca, teknologi ulir filter (TUF), dan kristalisasi garam berbahan bakar briket rakyat. Produksi garam di Kabupaten Bangkalan hanya mencapai 18,5% dari target. Namun, melalui inovasi yang dikembangkan, produksi garam rakyat dapat meningkat menjadi 94,07% dari target.
Selain itu, inovasi ini juga mampu meningkatkan pendapatan kelompok petani garam. Diversifikasi produk garam seperti bumbu dendeng, sabun cuci, garam relaksasi, eco detergent, dendeng ikan, vanilla sea salt, permen karet, cabe garam, dan bumbu tabur bangkok melibatkan para wanita di desa. Penjualan produk-produk tersebut juga dilakukan melalui BUMDes.
Dengan inovasi ini, PHE WMO berupaya mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi garam nasional. Selain itu, program ini juga berdampak positif pada lingkungan, dengan pengelolaan 180 ton sampah setiap tahun.