Rabu, 8 November 2023 – 11:41 WIB – VIVA Dunia – Sudah satu bulan sejak Hamas melancarkan serangan terhadap Israel, tepatnya pada 7 Oktober 2023. Lebih dari 10.000 warga Palestina telah tewas akibat pemboman udara dan artileri oleh tentara Israel di Jalur Gaza. Dari jumlah tersebut, 4.000 di antaranya adalah anak-anak, dan 2.550 adalah wanita. Selain itu, sekitar 24.800 orang lainnya, termasuk 10.000 anak-anak, mengungsi dari rumah mereka dengan harapan dapat menghindari maut.
Israel dan pemukim Israel juga meningkatkan serangan terhadap warga Palestina di luar wilayah Jalur Gaza. Wilayah tersebut sudah lama menjadi sumber konflik antara Palestina dan Israel. Bahkan, PBB menyebut tahun 2022 sebagai tahun “paling mematikan” bagi warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki. Pasukan Israel telah membunuh 170 warga Palestina dan melukai lebih dari 9.000 lainnya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan bahwa situasi di Gaza adalah krisis kemanusiaan. Sejak awal tahun 2023, pasukan dan pemukim Israel telah membunuh paling sedikit 371 orang di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki. Lebih dari 2.300 orang lainnya terluka, termasuk 244 anak-anak, dalam protes terhadap pemboman di Gaza.
Dunia internasional pun bereaksi terhadap konflik ini dengan jutaan orang di berbagai negara, termasuk Inggris, AS, Italia, Jepang, dan Indonesia, turun ke jalanan untuk menyuarakan dukungan mereka terhadap Palestina dan menyerukan Israel untuk menghentikan serangan mereka. Banyak juga yang melakukan boikot terhadap produk-produk yang mendukung Israel dan memberikan bantuan berupa uang dan barang.
Sumber: VIVA Dunia
